10 Cara Menulis Analisis Data Hasil Wawancara dalam Penelitian Mahasiswa 2025
![]() |
(Ilustrasi mahasiswa menganalisis data hasil wawancara penelitian dengan tampilan modern 3D realistis) |
Menurut Sugiyono (2022), analisis data wawancara adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data hasil wawancara agar mudah dipahami serta menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Oleh karena itu, mahasiswa harus memahami langkah-langkah sistematis dalam menulis analisis hasil wawancara untuk menghasilkan penelitian yang valid dan kredibel.
Baca Artikel Lainnya: 10 Panduan Membuat Proposal Penelitian Kualitatif Mahasiswa Lengkap 2025
✅Apa Itu Analisis Data Wawancara
Analisis data wawancara adalah proses menyusun, mengelompokkan, menafsirkan, dan menarik makna dari jawaban yang diberikan oleh informan.
Tujuan Analisis Wawancara
-Menemukan pola atau tema utama dalam jawaban informan.
-Menghubungkan data dengan teori atau kerangka konseptual.
-Menarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Menurut Creswell (2018), analisis data wawancara dilakukan untuk mengubah data mentah menjadi narasi yang bermakna melalui proses transkripsi, reduksi, interpretasi, dan verifikasi.
Baca Juga: 10 Cara Mengembalikan File Excel yang Tidak Tersimpan atau Hilang di Laptop (Terlengkap 2025)
✅10 Cara Menulis Analisis Data Hasil Wawancara dalam Penelitian Mahasiswa
✔Transkripsi Data Wawancara Secara Lengkap
Langkah pertama adalah mentranskripsi hasil wawancara dari rekaman ke bentuk teks tertulis.
Gunakan format verbatim agar semua jawaban, jeda, dan emosi terekam dengan baik.
Contoh Implementasi:
Jika responden menjawab dengan tawa atau ekspresi tertentu, tuliskan “[tertawa]” untuk menunjukkan konteks emosional.
Menurut ahli:
Miles dan Huberman (1994) menegaskan bahwa transkripsi yang akurat menjadi fondasi analisis data yang kredibel.
✔Melakukan Reduksi Data
Reduksi data adalah proses menyaring informasi penting dan menghapus data yang tidak relevan.
Gunakan kode atau label seperti “strategi belajar”, “motivasi”, atau “hambatan”
Contoh:
Kalimat “Saya biasanya belajar malam karena siang kerja” dapat diberi kode:
→ Strategi belajar mandiri.
Menurut ahli:
Creswell (2014) menyatakan bahwa reduksi data memudahkan peneliti menemukan tema yang bermakna tanpa kehilangan konteks.
✔Melakukan Kategorisasi atau Pengkodean Data
Pengkodean (coding) adalah proses mengelompokkan hasil wawancara ke dalam kategori atau tema tertentu.
Ada tiga jenis coding: open coding, axial coding, dan selective coding.
Contoh Implementasi:
Open coding: Menemukan istilah umum seperti “motivasi belajar”.
Axial coding: Mengaitkan “motivasi belajar” dengan “strategi belajar efektif”.
Selective coding: Memilih tema dominan seperti “peran dosen dalam meningkatkan motivasi.”
Menurut ahli:
Strauss dan Corbin (1998) menegaskan bahwa pengkodean membantu peneliti memahami hubungan antar-konsep dalam wawancara.
Baca Juga: 10 Panduan Menyusun Kerangka Konseptual Penelitian Mahasiswa - Terlengkap 2025
✔Menemukan Pola dan Tema Utama
Setelah data dikodekan, peneliti perlu menemukan tema utama yang mencerminkan inti wawancara.
Contoh:
Dari 10 informan, muncul tema berulang seperti “kendala waktu belajar mahasiswa bekerja” dan “peran teknologi dalam pembelajaran.”
Menurut ahli:
Braun dan Clarke (2006) menyarankan analisis tematik dengan enam tahapan: familiarisasi, koding, pencarian tema, peninjauan tema, penamaan tema, dan pelaporan.
✔Menghubungkan Data dengan Teori
Langkah penting berikutnya adalah mengaitkan temuan lapangan dengan teori yang relevan.
Contoh:
Jika tema “motivasi belajar” muncul, hubungkan dengan teori Self-Determination (Deci & Ryan, 2000).
Menurut ahli:
Bogdan dan Biklen (2007) menyebutkan bahwa analisis data yang kuat selalu dikaitkan dengan teori agar hasilnya tidak subjektif semata.
✔Membuat Narasi Analisis
Tulis hasil analisis dalam bentuk narasi yang logis, runtut, dan menggambarkan hubungan antar tema.
Setiap tema sebaiknya disertai kutipan langsung dari informan.
Contoh Narasi:
“Sebagian besar mahasiswa mengaku kesulitan membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan. Hal ini terlihat dari pernyataan R1, ‘Saya sering mengerjakan tugas di malam hari karena siang harus bekerja.’”
Menurut ahli:
Patton (2015) menyatakan bahwa narasi analisis yang baik harus menggambarkan konteks, emosi, dan hubungan sebab-akibat.
✔Verifikasi dan Validasi Data
Validasi bertujuan memastikan bahwa data dan interpretasi yang dibuat benar-benar mencerminkan pandangan informan.
Metode Verifikasi:
Member check: Konfirmasi hasil analisis kepada informan.
Triangulasi: Membandingkan data wawancara dengan observasi atau dokumen lain.
Menurut ahli:
Lincoln dan Guba (1985) menekankan validitas dalam penelitian kualitatif melalui credibility, dependability, confirmability, dan transferability.
✔Menginterpretasikan Makna Data
Interpretasi berarti menafsirkan makna yang lebih dalam dari jawaban informan.
Gunakan pendekatan hermeneutik atau fenomenologis bila perlu.
Contoh:
Jika mahasiswa berkata “saya takut gagal”, interpretasikan bahwa rasa takut itu menunjukkan tekanan akademik dan kurangnya dukungan sosial.
Menurut ahli:
Denzin (2011) menekankan pentingnya memahami makna simbolik dalam analisis kualitatif untuk menangkap realitas sosial secara utuh.
✔Menyusun Kesimpulan dari Analisis
Kesimpulan merupakan hasil sintesis dari seluruh proses analisis.
Tulis kesimpulan berdasarkan pola dan tema yang ditemukan, bukan sekadar ringkasan.
Contoh Implementasi:
“Analisis menunjukkan bahwa keberhasilan belajar mahasiswa bekerja dipengaruhi oleh dukungan keluarga dan fleksibilitas jadwal perkuliahan.”
Menurut ahli:
Miles dan Huberman (1994) menyebut bahwa kesimpulan analisis adalah penarikan makna yang berkembang seiring dengan proses pengumpulan data.
✔Menyajikan Hasil Analisis dalam Laporan Penelitian
Tahap terakhir adalah menuliskan hasil analisis secara sistematis dalam bab hasil dan pembahasan.
Struktur umum:
-Deskripsi tema utama
-Kutipan pendukung
-Interpretasi peneliti
-Keterkaitan dengan teor
Menurut ahli:
Creswell (2018) menekankan bahwa penulisan hasil wawancara harus disertai narasi tematik agar pembaca memahami konteks sosial penelitian.
Baca Juga: 10 Cara Menentukan Populasi dan Sampel dalam Penelitian Mahasiswa Terlengkap 2025
✅Contoh Implementasi Singkat
Misalnya penelitian bertema “Strategi Belajar Mahasiswa yang Bekerja.”
Langkah penerapannya:
-Transkripsi 10 wawancara mahasiswa.
-Reduksi data menjadi 5 kategori utama.
-Identifikasi tema: motivasi, waktu belajar, dukungan keluarga, teknologi, dan stres akademik.
-Tulis narasi analisis dengan kutipan dan interpretasi tematik.
-Buat kesimpulan yang menjawab rumusan masalah.
Kesimpulan
Analisis data hasil wawancara adalah inti dari penelitian kualitatif. Mahasiswa perlu memahami bahwa proses ini tidak hanya menuliskan jawaban informan, tetapi juga menggali makna, menemukan pola, dan menafsirkan fenomena sosial.
Dengan mengikuti 10 langkah di atas, hasil penelitian menjadi lebih kredibel, logis, dan ilmiah.
Pesan akhir:
Analisis yang baik adalah yang mampu menghubungkan data dengan teori, menggambarkan realitas responden, serta memberi kontribusi ilmiah pada dunia akademik.
Publisher/Penulis:
[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]
Daftar Referensi
Braun, V. & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology.
Creswell, J. W. (2018). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches.
Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (1985). Naturalistic Inquiry.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis.
Strauss, A., & Corbin, J. (1998). Basics of Qualitative Research.
Patton, M. Q. (2015). Qualitative Research & Evaluation Methods.