Fakta Unik Tentang Efek Overthinking Pada Otak Manusia

Temukan fakta unik tentang efek overthinking pada otak manusia. Pelajari dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental, serta cara mengatasinya.

(Ilustrasi efek overthinking pada otak manusia, menunjukkan tekanan mental dan aktivitas otak berlebihan)

PortalJatim24.com - Edukasi- Overthinking adalah kondisi mental ketika seseorang terlalu banyak berpikir secara berlebihan, biasanya mengenai hal-hal yang belum terjadi atau kesalahan masa lalu. Menurut Dr. Susan Nolen-Hoeksema, psikolog dari Yale University, overthinking merupakan aktivitas berpikir yang berulang-ulang namun tidak menghasilkan solusi.

Kondisi ini sering kali memicu perasaan cemas, stres, hingga gangguan tidur. Banyak orang tidak menyadari bahwa overthinking adalah bentuk stres mental yang bisa berdampak serius pada kesehatan otak dan tubuh.

Efek Overthinking Pada Otak Manusia

Aktivitas Otak yang Berlebihan

Overthinking menyebabkan otak bekerja terus-menerus, bahkan ketika tidak diperlukan. Ini terutama melibatkan bagian otak yang dikenal sebagai "Default Mode Network (DMN)", yakni jaringan yang aktif saat otak sedang tidak fokus pada tugas tertentu.

Studi dari Harvard University menunjukkan bahwa aktivitas berlebihan pada DMN berkaitan dengan gangguan mood seperti depresi dan kecemasan.

Gangguan Fungsi Eksekutif

Fungsi eksekutif otak - seperti mengambil keputusan, mengatur prioritas, dan berpikir logis - dapat terganggu jika seseorang terus-menerus overthinking. Ini disebabkan karena energi mental habis untuk hal-hal yang bersifat repetitif dan spekulatif.

Apakah Overthinking Merusak Otak?

Penelitian dari University of Michigan menemukan bahwa orang yang sering mengalami overthinking memiliki aktivitas kortisol (hormon stres) yang tinggi, yang jika berlangsung lama dapat merusak koneksi antar-neuron, khususnya di area hippocampus — bagian otak yang berperan dalam pembentukan memori.

"Overthinking adalah racun bagi otak. Ia mengikis ketenangan, menyabotase logika, dan melemahkan sistem saraf." – Dr. Caroline Leaf, Neuroscientist dan penulis buku "Switch On Your Brain".

Apa Penyebab Seseorang Overthinking?

1. Perfeksionisme - Terlalu ingin semuanya sempurna.

2. Pengalaman traumatis masa lalu - Terus memikirkan hal buruk yang pernah terjadi.

3. Ketakutan akan penilaian orang lain.

4. Kurangnya kepercayaan diri.

Dampak Overthinking pada Kesehatan Mental

Kecemasan dan Gangguan Panik

Overthinking meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gangguan kecemasan (anxiety disorder) karena otak selalu berada dalam mode "fight or flight".

Depresi

Berpikir berlebihan dapat memicu depresi karena individu merasa tidak punya kendali atas pikirannya sendiri.

Menurunnya Rasa Bahagia

Orang yang overthinking cenderung kesulitan menikmati momen saat ini karena pikirannya terjebak pada masa lalu atau masa depan yang penuh kekhawatiran.

Bagaimana Overthinking Dapat Mempengaruhi Kesehatan Fisik?

Banyak orang mengira bahwa overthinking hanya berdampak pada pikiran. Padahal, efek overthinking juga bisa dirasakan secara nyata oleh tubuh. Ketika otak berada dalam kondisi stres berulang karena pikiran yang terus berputar, tubuh akan merespons dengan gejala fisik akibat kelebihan hormon stres dan ketidakseimbangan sistem saraf.

Migrain dan Sakit Kepala Tegang

Ketegangan otot akibat stres mental menyebabkan sakit kepala tipe tension, yaitu rasa nyeri seperti ditekan pada dahi atau belakang kepala. Ini sering terjadi setelah seseorang overthinking dalam jangka waktu lama.

Studi dari Harvard Medical School menyatakan bahwa aktivitas otak berlebihan akibat overthinking dapat mengganggu sirkulasi darah dan oksigen ke otak, yang memicu migrain.

Gangguan Pencernaan

Otak dan usus terhubung melalui sumbu otak-usus (brain-gut axis). Ketika otak stres, sinyal yang dikirim ke sistem pencernaan bisa terganggu, menyebabkan mual, asam lambung meningkat, bahkan diare.

Insomnia dan Gangguan Tidur

Overthinking membuat otak tetap aktif meskipun tubuh sudah ingin beristirahat. Akibatnya, seseorang sulit tidur, sering terbangun di malam hari, atau merasa tidak segar saat bangun pagi.

Penurunan Imunitas Tubuh

Hormon stres seperti kortisol yang meningkat terus-menerus dapat menekan sistem imun. Ini menjelaskan kenapa orang yang sering overthinking cenderung lebih mudah sakit, sering flu, dan merasa lelah sepanjang hari.

Apakah Media Sosial Memicu Overthinking?

Di era digital saat ini, media sosial menjadi salah satu pemicu utama overthinking, terutama di kalangan generasi muda seperti Gen Z dan milenial. Meskipun platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter dapat memberikan hiburan dan koneksi sosial, namun penggunaan yang tidak terkontrol dapat menimbulkan kecemasan, rasa tidak cukup, dan pikiran berulang-ulang.

FOMO dan Perbandingan Sosial

FOMO (Fear of Missing Out) adalah kondisi psikologis ketika seseorang merasa tertinggal atau tidak cukup karena melihat kehidupan orang lain di media sosial. Ketika seseorang melihat orang lain tampak sukses, bahagia, atau menarik, mereka cenderung membandingkan diri sendiri secara negatif, yang kemudian memicu overthinking.

Penelitian dari University of Pennsylvania (2018) menemukan bahwa semakin lama seseorang menggunakan media sosial, semakin tinggi risiko mereka mengalami kecemasan sosial dan pikiran berlebihan.

Algoritma yang Memperkuat Konten Negatif

Platform seperti TikTok dan Instagram menggunakan algoritma yang secara tidak sadar mengulang jenis konten yang memicu emosi kuat, termasuk kecemasan, kemarahan, atau rasa malu. Jika seseorang sering melihat konten yang meresahkan, otaknya bisa terus-menerus memutar ulang informasi itu, memperkuat loop overthinking.

Notifikasi Berlebihan dan Gangguan Fokus

Setiap notifikasi yang masuk bisa memicu rasa cemas: "Siapa yang DM?", "Apakah aku dikomentari buruk?", atau "Apakah story-ku cukup bagus?" Hal-hal kecil ini, jika menumpuk, mengganggu kestabilan mental dan mengaktifkan amigdala secara terus-menerus.

Cara Mengatasi Overthinking Menurut Ahli

Teknik Mindfulness

Menurut Dr. Jon Kabat-Zinn, pelopor mindfulness di dunia medis, teknik ini membantu mengurangi overthinking dengan mengarahkan pikiran untuk fokus pada saat ini.

Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

CBT adalah terapi perilaku kognitif yang terbukti efektif dalam mengubah pola pikir negatif berulang.

Membatasi Paparan Media Sosial

Kurangi screen time dan buat waktu khusus untuk detoks digital agar otak tidak terlalu sibuk menyerap informasi.

Menulis Jurnal

Menulis pikiran di buku harian dapat membantu otak memproses dan "melepaskan" beban yang tersimpan.

Kesimpulan

Overthinking bukan hanya masalah sepele. Ini adalah kondisi yang nyata dan dapat mempengaruhi kesehatan otak, mental, dan fisik secara keseluruhan. Dalam jangka panjang, overthinking bisa merusak koneksi saraf, menurunkan produktivitas, hingga menyebabkan gangguan kesehatan serius.

Dengan memahami efek overthinking dan belajar mengatasinya secara perlahan, kita bisa menjalani hidup dengan lebih tenang, fokus, dan sehat.

*(Publisher/Penulis (AZAA/KK)