Panduan Menyusun Berkas Gugatan Perdata Sederhana untuk Tugas Kuliah Mahasiswa Hukum 2025
![]() |
| (Mahasiswa hukum mengerjakan berkas gugatan perdata sederhana dalam ilustrasi 3D) |
Di tahun 2025, standar penyusunan gugatan semakin ketat karena pengadilan menerapkan sistem administrasi digital seperti e-court, e-filing, dan validasi dokumen otomatis. Oleh karena itu, mahasiswa hukum perlu mempelajari cara menyusun gugatan yang sistematis, argumentatif, dan memenuhi seluruh syarat formil materil sesuai ketentuan hukum acara.
Artikel ini memberikan panduan lengkap, menyeluruh, dan mudah dipahami, mulai dari pengertian gugatan, struktur baku, tips penyusunan, pendapat ahli, hingga contoh implementasi singkat.
Baca Artikel Lainnya: Panduan lengkap Membuat Legal Opinion untuk Tugas Mata Kuliah Hukum 2025
✅Pengertian Gugatan Perdata Sederhana
Gugatan perdata adalah permohonan yang diajukan oleh pihak yang dirugikan (penggugat) kepada pengadilan agar hakim memberikan perlindungan hukum terhadap hak yang dilanggar oleh pihak lain (tergugat).
✔Menurut Ahli
Prof. R. Subekti menjelaskan bahwa gugatan merupakan pernyataan tuntutan hak yang harus memuat dalil dasar peristiwa serta dasar hukumnya.
Prof. Sudikno Mertokusumo menegaskan bahwa gugatan adalah alat formal untuk memulai proses peradilan.
✔Relevansi bagi Mahasiswa 2025
Pemahaman gugatan sangat penting karena:
-Menjadi latihan menyusun naskah hukum (legal drafting)
-Melatih kemampuan membaca peraturan acara
-Menjadi dasar untuk mata kuliah Hukum Acara Perdata lanjutan
-Disyaratkan dalam tugas-tugas simulasi sidang perdata
✅Tujuan Penyusunan Gugatan Perdata bagi Mahasiswa
-Melatih kemampuan merumuskan dalil hukum yang tepat
-Menguasai penyusunan posita dan petitum
-Memahami kedudukan hukum (legal standing) para pihak
-Mengembangkan kemampuan argumentasi hukum
-Melatih penyusunan dokumen sesuai standar praktik advokat
Menurut Ahli Hukum Prosedural, Prof. Mukti Arto, gugatan harus ditulis dengan bahasa sederhana, jelas, dan logis agar dapat mudah dipahami hakim.
✅Syarat Sahnya Gugatan Perdata
Dalam hukum acara, gugatan harus memenuhi syarat formil dan materiil.
✔Syarat Formil
Berisi unsur-unsur wajib:
-Identitas penggugat dan tergugat
-Kompetensi absolut dan relatif pengadilan
-Tanda tangan penggugat/kuasa hukum
Menurut yurisprudensi MA, cacat formil dapat menyebabkan gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard).
✔Syarat Materiil
Meliputi:
-Uraian fakta (posita)
-Dasar-dasar hukum
-Tuntutan (petitum)
Prof. Yahya Harahap menegaskan bahwa posita dan petitum harus serasi; jika tidak, gugatan dapat ditolak.
Baca Juga: Ringkasan Materi Hukum Pidana Dasar untuk Mahasiswa Semester Awal 2025
✅Struktur Gugatan Perdata Sederhana Tahun 2025
Berikut struktur paling umum yang wajib dipahami mahasiswa:
✔Kepala Surat Gugatan
Meliputi:
-Nama pengadilan
-Nomor gugatan (diisi pengadilan)
-Identitas para pihak
Standar Praktik: identitas harus lengkap untuk menghindari eksepsi.
✔Posita (Fundamentum Petendi)
Posita terbagi dua:
1. Posita peristiwa (dasar faktual)
-Uraikan hubungan hukum
-Jelaskan peristiwa kerugian
-Ceritakan kronologi teratur
2. Posita hukum (dasar yuridis)
-Sebutkan pasal peraturan perdata
-Cantumkan teori atau doktrin relevan
-Berikan argumentasi hukum
Menurut Prof. Sutan Remy Sjahdeini, posita adalah fondasi utama gugatan; tanpa posita yang kuat, petitum akan lemah.
✔Petitum (Tuntutan)
Petitum dibagi menjadi:
-Petitum primer: tuntutan pokok, misal ganti rugi atau perintah melakukan sesuatu
-Petitum subsidair: tuntutan alternatif jika tuntutan pokok tidak dikabulkan
-Petitum tambahan: misalnya permohonan biaya perkara
Dalam praktik, penggunaan petitum alternatif jarang dipahami mahasiswa padahal ini penting untuk melindungi hak klien.
✅Langkah-Langkah Menyusun Berkas Gugatan Perdata Sederhana
✔Mengidentifikasi Fakta yang Relevan
Langkah awal:
-Kumpulkan dokumen (perjanjian, kwitansi, saksi)
-Pisahkan fakta relevan dan tidak relevan
-Susun dalam bentuk kronologi
Menurut Miriam Budiardjo (teori analisis fakta), penyaringan fakta adalah kunci agar masalah hukum terlihat jelas.
✔Menentukan Dasar Hukum
Mahasiswa harus mencari:
-Pasal KUH Perdata
-UU khusus jika relevan (misal UU Perlindungan Konsumen)
-Yurisprudensi
-Gunakan doktrin dari ahli untuk memperkuat praktik ini diterapkan di seluruh firma hukum besar.
✔Menyusun Dalil Posita
Posita harus:
-Sistematis
-Logis
-Tidak bertele-tele
-Menghubungkan fakta dengan norma
✔Menyusun Petitum yang Jelas dan Tidak Multitafsir
Contoh format petitum yang baik:
-Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya.
-Menyatakan tergugat telah melakukan wanprestasi.
-Menghukum tergugat membayar kerugian sejumlah Rp50.000.000.
-Menghukum tergugat membayar biaya perkara.
✔Menyusun Alat Bukti
Alat bukti yang umum digunakan:
-Surat (kontrak, perjanjian)
-Saksi
-Pengakuan
-Petunjuk
Tahun 2025, pengadilan sudah menerima bukti digital seperti:
-Chat
-Rekaman CCTV
-Namun harus diverifikasi keasliannya.
Baca Juga: Apa Itu Manajemen SDM? Berikut Penjelasan Lengkap untuk Mahasiswa Tingkat Awal 2025
✅Contoh Gugatan Perdata Sederhana
Berikut contoh singkat untuk tugas kuliah:
✔Identitas Para Pihak
Penggugat:
-Nama: Ahmad Fajar
-Alamat: Jl. Melati No. 22, Surabaya
Tergugat:
-Nama: Budi Santoso
-Alamat: Jl. Mawar No. 10, Surabaya
✔Posita
-Pada tanggal 10 Januari 2024, penggugat meminjamkan uang Rp20.000.000 kepada tergugat.
-Tergugat berjanji mengembalikan pada 10 Maret 2024.
-Sampai gugatan ini diajukan, tergugat tidak melaksanakan kewajibannya.
✔Dasar Hukum
-Pasal 1320 KUH Perdata
-Pasal 1338 KUH Perdata
-Doktrin Perjanjian (Subekti)
✔Petitum
Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya;
Menyatakan tergugat wanprestasi;
-Menghukum tergugat mengembalikan Rp20.000.000;
-Menghukum tergugat membayar biaya perkara.
✅Tips Profesional Menurut Praktisi Hukum
✔Menurut Prof. Yahya Harahap
Gunakan bahasa sederhana tetapi argumentatif. Hakim lebih menyukai gugatan yang tidak bertele-tele namun jelas dalam struktur.
✔Menurut Advokat Senior
Selalu cek kesesuaian antara posita dan petitum ketidaksesuaian akan membuat gugatan ditolak.
✔Menurut Hakim Pengadilan Negeri
Cantumkan bukti awal secara ringkas agar hakim memahami konteks sejak awal.
✅Kesalahan Umum Mahasiswa dalam Menyusun Gugatan
-Identitas para pihak tidak lengkap
-Posita terlalu panjang tanpa struktur
-Petitum tidak jelas dan multitafsir
-Tidak mencantumkan dasar hukum
-Tidak melampirkan bukti awal
-Kesalahan-kesalahan ini sering menjadi dasar eksepsi dari pihak tergugat.
Penutup
Menyusun gugatan perdata sederhana adalah keterampilan dasar namun sangat penting bagi mahasiswa hukum. Dengan memahami struktur formal, teknik analisis, serta penyusunan posita–petitum yang tepat, mahasiswa dapat menghasilkan dokumen hukum yang profesional sebagaimana standar praktik pengacara dan pengadilan di tahun 2025.
Panduan ini dapat dijadikan acuan utama dalam menyelesaikan tugas mata kuliah hukum acara perdata baik di kelas maupun simulasi.
Publisher/Penulis:
[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]
Referensi
R. Subekti, “Pokok-Pokok Hukum Perdata.”
Sudikno Mertokusumo, “Hukum Acara Perdata.”
Yahya Harahap, “Hukum Acara Perdata.”
Putusan Mahkamah Agung terkait wanprestasi dan perikatan.
Peraturan Mahkamah Agung tentang e-Court (PERMA No. 1 Tahun 2019).
