10 Cara Menentukan Batasan Masalah yang Tepat dalam Skripsi (Terbaru 2025)
![]() |
(Ilustrasi 3D realistis mahasiswa menentukan batasan masalah skripsi di ruang belajar) |
Maka dari itu, menentukan batasan masalah secara sistematis merupakan dasar dari penelitian ilmiah yang baik dan kredibel.
Baca Artikel Lainnya: Metode Penelitian Deskriptif: Definisi, Contoh, dan Cara Menulisnya (Terlengkap 2025)
✅Apa Itu Batasan Masalah dalam Skripsi?
Batasan masalah adalah pembatas ruang lingkup penelitian yang menjelaskan sejauh mana penelitian dilakukan: mencakup variabel, lokasi, waktu, populasi, metode, serta konteks penelitian.
Menurut Sugiyono (2023):
“Batasan masalah membantu peneliti memusatkan perhatian pada area penelitian yang spesifik agar hasilnya mendalam dan fokus.”
Dengan kata lain, batasan masalah adalah pagar ilmiah agar penelitianmu tetap terarah.
Contoh Batasan Masalah:
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan tetap bagian produksi di PT ABC Surabaya selama periode Januari-Maret 2025.
✅Mengapa Batasan Masalah Itu Penting?
✔Menjaga Fokus Penelitian
Dengan batasan yang jelas, peneliti tahu apa yang diteliti dan apa yang tidak.
✔Memudahkan Pengumpulan Data
Data yang diambil akan lebih relevan dan tidak berlebihan.
✔Meningkatkan Validitas dan Reliabilitas
Semakin spesifik ruang lingkup, semakin mudah mengukur keabsahan data.
✔Menyesuaikan Tujuan Penelitian
Menurut Prof. Arikunto (2022), batasan masalah adalah bentuk “penegasan ilmiah agar penelitian tidak kabur dan tetap rasional.”
Baca Juga: 10 Cara Menulis Esai Ilmiah dengan Struktur Argumentatif, Terlengkap 2025
✅Langkah Awal Sebelum Merumuskan Batasan Masalah
Sebelum menulis batasan masalah, lakukan beberapa tahap penting berikut:
✔Pahami Topik dan Tujuan Penelitian
Kenali terlebih dahulu apa yang ingin dicapai.
Contohnya, kamu ingin meneliti pengaruh media sosial terhadap motivasi belajar mahasiswa. Maka, kamu harus menentukan:
-Platform apa yang dimaksud (Instagram, TikTok, atau YouTube?)
-Bentuk pengaruh yang diukur (positif, negatif, atau netral?)
-Indikator motivasi belajar yang digunakan
Menurut Creswell (2021):
“Pemahaman yang mendalam terhadap tujuan penelitian adalah dasar untuk menentukan batasan yang realistis dan relevan.”
✔Lakukan Tinjauan Pustaka (Literature Review)
Membaca jurnal, skripsi terdahulu, dan artikel ilmiah membantu kamu mengetahui sejauh mana topikmu sudah dibahas dan di mana celah penelitianmu berada.
Implementasi:
-Gunakan Google Scholar atau Sinta untuk menelusuri topik sejenis.
-Catat bagaimana peneliti lain menuliskan batasan masalah mereka.
✅10 Cara Menentukan Batasan Masalah yang Tepat
✔Tentukan Variabel Utama Penelitian
Langkah pertama adalah mengenali variabel bebas dan terikat.
Variabel bebas (independen): faktor yang memengaruhi (misal: gaya kepemimpinan).
Variabel terikat (dependen): faktor yang dipengaruhi (misal: kinerja karyawan).
Contoh:
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan bagian produksi PT X.
Pendapat ahli:
Menurut Kerlinger (2021), “Menentukan variabel dengan jelas adalah bentuk konkret pembatasan ilmiah.”
Langkah Implementatif:
-Buat daftar variabel dari rumusan masalah.
-Pilih dua atau tiga variabel paling relevan.
-Hindari memasukkan terlalu banyak variabel sekunder.
✔Batasi Berdasarkan Lokasi Penelitian
Lokasi membantu menjaga konteks penelitian agar tidak terlalu luas.
Contoh:
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Yogyakarta.
Menurut Neuman (2022):
“Batasan lokasi adalah bentuk kontrol terhadap variasi sosial dan lingkungan yang dapat memengaruhi hasil penelitian.”
Implementasi:
-Tentukan lokasi spesifik (misal satu fakultas, satu sekolah, satu kota).
-Sebutkan alasan pemilihan lokasi (akses data, relevansi, kemudahan observasi).
✔Tentukan Waktu Penelitian
Waktu penelitian menunjukkan periode pengambilan data dan membuat penelitianmu up to date.
Contoh:
Penelitian dilaksanakan selama Januari hingga April 2025.
Langkah Praktis:
-Gunakan waktu yang cukup untuk observasi dan validasi.
-Hindari durasi yang terlalu pendek agar data tidak bias.
✔Batasi Berdasarkan Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek, sedangkan sampel adalah sebagian yang diteliti.
Contoh:
Populasi: seluruh mahasiswa semester 6 Universitas A (500 orang).
Sampel: 100 mahasiswa dengan IPK di atas 3.0.
Menurut Sugiyono (2023):
“Sampel yang representatif adalah dasar dari batasan masalah yang valid.”
Implementasi:
-Tentukan populasi target.
-Pilih metode sampling (acak, purposive, stratified).
-Pastikan jumlah sampel cukup untuk dianalisis.
Baca Juga: 10 Cara Menulis Analisis Data Hasil Wawancara dalam Penelitian Mahasiswa 2025
✔Fokuskan pada Aspek atau Dimensi Tertentu
Jangan meneliti semua aspek sekaligus pilih yang paling relevan.
Contoh:
Daripada meneliti seluruh gaya kepemimpinan, cukup fokus pada transformasional leadership.
Menurut Dr. Moleong (2022):
“Keterbatasan ruang lingkup justru memperkuat kedalaman analisis.”
Implementasi:
-Gunakan pendekatan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).
-Pilih indikator yang bisa diukur atau diamati dengan jelas.
✔Sesuaikan dengan Jenis dan Metode Penelitian
Jenis penelitian (kualitatif/kuantitatif) berpengaruh pada jenis batasan yang digunakan.
Contoh:
-Penelitian kuantitatif: dibatasi pada angka dan data statistik.
-Penelitian kualitatif: dibatasi pada konteks sosial dan narasi wawancara.
Menurut Creswell (2021):
“Batasan metodologis menegaskan posisi epistemologis peneliti.”
Implementasi:
-Jika kualitatif: jelaskan batasan konteks, lokasi, partisipan.
-Jika kuantitatif: jelaskan batasan variabel dan instrumen.
✔Jelaskan Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan menunjukkan kejujuran ilmiah dan meningkatkan kredibilitas.
Contoh:
Penelitian ini tidak membahas faktor eksternal seperti budaya organisasi dan kondisi ekonomi.
Langkah Implementasi:
-Tuliskan batasan yang realistis.
-Hindari terlalu banyak pembenaran yang tidak ilmiah.
✔Gunakan Bahasa yang Jelas, Padat, dan Formal
Kalimat batasan masalah harus lugas dan tidak ambigu.
Contoh yang kurang tepat:
“Penelitian ini membahas hal-hal yang berhubungan dengan kepemimpinan.”
Perbaikan:
“Penelitian ini dibatasi pada analisis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan bagian produksi.”
Tips Penulisan:
-Gunakan kata “dibatasi pada…”
-Hindari istilah umum seperti “berhubungan dengan…”
✔Uji Konsistensi Logis antara Tujuan, Rumusan, dan Batasan
Batasan masalah harus sinkron dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Implementasi:
-Cocokkan variabel di batasan dengan rumusan masalah.
-Pastikan tidak ada perbedaan istilah.
-Mintalah dosen pembimbing untuk review alignment.
Menurut Arikunto (2022):
“Batasan masalah yang tidak konsisten adalah sumber utama kerancuan ilmiah.”
✔Kaitkan Batasan Masalah dengan Signifikansi Penelitian
Batasan masalah harus membantu menunjukkan kontribusi penelitian terhadap ilmu pengetahuan.
Contoh:
Dengan membatasi penelitian pada mahasiswa semester akhir, penelitian ini diharapkan memberikan gambaran nyata tentang stres akademik menjelang penyusunan skripsi.
Langkah Implementasi:
Tanyakan pada diri sendiri: Apakah batasan ini membantu menjawab tujuan penelitian?
Kaitkan langsung dengan manfaat praktis atau teoritis penelitianmu.
✅Kesalahan Umum yang Harus Dihindar
-Menyusun batasan tanpa memahami variabel
-Menggunakan bahasa umum dan kabur
-Tidak mencantumkan lokasi atau waktu
-Terlalu banyak aspek yang diteliti sekaligus
-Batasan tidak selaras dengan rumusan masalah
Solusi: Gunakan checklist 5 unsur utama batasan masalah:
Variabel - Lokasi - Waktu - Populasi - Metode
✅Contoh Rumusan Batasan Masalah Skripsi (Lengkap)
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan bagian produksi PT Cahaya Mandiri, Surabaya, selama Januari-Maret 2025. Responden penelitian adalah 50 karyawan tetap dengan masa kerja minimal 1 tahun.
Kesimpulan
Batasan masalah adalah fondasi agar penelitian tetap tajam dan fokus.
Tanpa batasan yang jelas, penelitian akan kehilangan arah dan sulit divalidasi.
Dengan mengikuti 10 langkah di atas, mahasiswa dapat merumuskan batasan masalah yang ilmiah, realistis, dan sesuai standar akademik.
Ingat pesan Prof. Sugiyono (2023):
“Penelitian yang baik bukan yang luas, tapi yang fokus dan mendalam.”
Publisher/Penulis:
[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]
Referensi
Sugiyono. (2023). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, S. (2022). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Creswell, J.W. (2021). Research Design. SAGE Publications.
Neuman, W.L. (2022). Social Research Methods. Pearson.
Kerlinger, F.N. (2021). Foundations of Behavioral Research. Holt, Rinehart and Winston.
Moleong, L.J. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.