10 Cara & Contoh Menulis Latar Belakang Masalah Penelitian yang Tepat, Terstruktur (2025)

Panduan lengkap cara menulis latar belakang penelitian skripsi 2025. Dilengkapi contoh, struktur yang benar, serta teori ahli agar proposal Terarah.

(Ilustrasi 3D realistis mahasiswa menulis latar belakang penelitian skripsi)
PortalJatim24.com - Pendidikan - Menulis latar belakang masalah penelitian merupakan tahapan awal yang sangat menentukan arah sebuah proposal atau skripsi. Latar belakang adalah pondasi yang menjelaskan alasan, fenomena, hingga urgensi suatu penelitian dilakukan. Tanpa latar belakang yang jelas dan terstruktur, penelitian bisa kehilangan relevansi dan sulit dipertahankan di hadapan dosen pembimbing maupun penguji.

Artikel ini akan membahas secara lengkap, orisinal, dan profesional: definisi latar belakang, strukturnya, 10 cara menulis latar belakang yang tepat, contoh nyata dari berbagai bidang ilmu, serta implementasi praktis yang relevan di tahun 2025.

Baca Artikel Lainnya: 10 Teknik & Contoh Menulis Rumusan Masalah dalam Proposal Skripsi, Terbaru 2025

✅Apa Itu Latar Belakang Penelitian?

Latar belakang penelitian adalah bagian awal dari sebuah karya ilmiah yang menjelaskan konteks, fenomena, masalah, hingga urgensi penelitian. Bagian ini berfungsi untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai mengapa penelitian perlu dilakukan.

Menurut Sugiyono (2019), latar belakang penelitian harus memuat identifikasi masalah, fenomena yang terjadi, hingga argumentasi ilmiah mengenai pentingnya penelitian.

Menurut Creswell (2018), latar belakang harus menyoroti research gap atau kesenjangan penelitian yang belum terjawab dalam studi sebelumnya.

Dengan kata lain, latar belakang adalah "cerita ilmiah" yang menjadi landasan kuat agar penelitian dianggap penting, layak, dan memiliki nilai kebaruan (novelty).

Baca Juga: 10 Tips Menentukan Judul Skripsi yang Baik dan Benar agar Mudah Disetujui (Terbaru 2025)

✅Struktur Latar Belakang Penelitian yang Benar

Agar sistematis, latar belakang biasanya disusun dengan struktur tertentu. Menurut Nazir (2014), struktur latar belakang penelitian yang baik terdiri atas:

☑Fenomena Umum

Gambaran besar dari isu yang sedang terjadi, baik di tingkat global, nasional, maupun lokal.

Contoh: Globalisasi digital yang memengaruhi gaya hidup generasi Z.

☑Fakta dan Data Aktual

Disertai statistik, laporan penelitian, atau sumber terpercaya.

Contoh: “Berdasarkan data APJII (2024), 78% mahasiswa di Indonesia menggunakan media sosial lebih dari 5 jam per hari.

☑Identifikasi Masalah

Menjelaskan permasalahan nyata yang muncul dari fenomena tersebut.

Contoh: Tingginya penggunaan media sosial menyebabkan penurunan konsentrasi belajar.

☑Research Gap (Kesenjangan Penelitian)

Menunjukkan kekosongan studi yang belum banyak diteliti.

Contoh: Banyak penelitian membahas manfaat media sosial, tetapi jarang yang fokus pada dampak akademik mahasiswa.

☑Urgensi dan Tujuan Penelitian

Alasan mengapa penelitian ini penting secara akademik maupun praktis.

Contoh: Penting untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap prestasi agar menjadi masukan bagi dosen dan mahasiswa.

☑Rumusan Masalah

Pertanyaan penelitian yang dirumuskan berdasarkan latar belakang.

Contoh: “Bagaimana pengaruh intensitas penggunaan media sosial terhadap prestasi akademik mahasiswa di Surabaya?”

Dengan mengikuti struktur ini, peneliti dapat menulis latar belakang yang runtut, logis, dan mudah dipahami pembaca.

Baca Juga: Panduan Lengkap 2025: Analisis Wacana dalam Berita Politik Indonesia

✅10 Cara Menulis Latar Belakang Masalah Penelitian

☑Memulai dengan Fenomena Aktual

Fenomena adalah pintu masuk menjelaskan konteks penelitian.

Menurut Moleong (2018), fenomena penelitian harus nyata, aktual, dan bisa diobservasi.

Contoh: Peningkatan penggunaan fintech di kalangan mahasiswa Indonesia sejak pandemi.

Implementasi: Awali latar belakang dengan fenomena terkini, misalnya perubahan sosial, tren digital, atau isu lingkungan.

☑Menyajikan Data Statistik atau Fakta

Data memperkuat legitimasi penelitian.

Menurut Neuman (2014), penelitian ilmiah harus berbasis data agar valid.

Contoh: “OJK (2024) mencatat 45% mahasiswa di Indonesia menggunakan pinjaman online.”

Implementasi: Cantumkan sumber resmi seperti BPS, WHO, Kemdikbud, atau jurnal terbaru.

☑Menunjukkan Masalah Nyata (Problem Identification)

Masalah penelitian harus jelas, bukan asumsi.

Menurut Kerlinger (2000), masalah adalah pertanyaan yang jawabannya dicari melalui metode ilmiah.

Contoh: Mahasiswa pengguna fintech sering mengalami kesulitan membayar cicilan.

Implementasi: Gunakan ilustrasi kasus nyata agar pembaca merasakan urgensi masalah.

☑Menampilkan Research Gap

Bagian ini menunjukkan kebaruan penelitian.

Menurut Bungin (2017), research gap adalah perbedaan antara kondisi ideal dan realitas yang belum diteliti.

Contoh: Penelitian fintech banyak membahas manfaat, tapi sedikit yang menyoroti risiko keuangan mahasiswa.

Implementasi: Bandingkan beberapa penelitian terdahulu untuk menunjukkan celah.

☑Menjelaskan Urgensi Penelitian

Urgensi menguatkan alasan penelitian.

Menurut Arikunto (2019), urgensi harus terkait kebutuhan akademik dan sosial.

Contoh: Penelitian tentang kesehatan mental generasi Z penting karena meningkatnya kasus depresi.

Implementasi: Hubungkan penelitian dengan masalah nyata masyarakat.

☑Mengaitkan dengan Teori Relevan

Teori menjadi landasan konseptual penelitian.

Menurut Wetherell & Potter (1992), fenomena harus dikaitkan dengan teori.

Contoh: Fenomena penggunaan media sosial dikaitkan dengan teori komunikasi interpersonal.

Implementasi: Pilih teori yang sesuai bidang ilmu, seperti teori perilaku konsumen, psikologi, atau hukum.

☑Menyusun Latar Belakang secara Kronologis

Urutan logis membuat tulisan lebih mudah dipahami

Menurut Nazir (2014), tulis dari hal umum ke khusus.

Contoh: Awali dari tren global → isu nasional → kasus lokal.

Implementasi: Susun narasi agar mengerucut ke fokus penelitianmu.

☑Menekankan Relevansi dengan Bidang Ilmu

Penelitian harus memberi kontribusi pada disiplin tertentu.

Menurut Creswell (2018), latar belakang harus menunjukkan kontribusi teoretis dan praktis.

Contoh: Penelitian literasi digital bermanfaat untuk komunikasi, pendidikan, dan teknologi.

Implementasi: Jelaskan manfaat akademik & sosial secara seimbang.

☑Mengaitkan dengan Tujuan Penelitian

Latar belakang harus mengarahkan ke tujuan.

Menurut Darmadi (2011), tujuan penelitian adalah arah yang ingin dicapai.

Contoh: Jika meneliti pemasaran UMKM, latar belakang harus menyoroti permasalahan UMKM.

Implementasi: Akhiri narasi dengan penekanan pada tujuan penelitian.

☑Menutup dengan Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah puncak dari latar belakang.

Menurut Creswell (2012), pertanyaan penelitian harus diturunkan dari narasi sebelumnya.

Contoh: “Bagaimana pengaruh penggunaan fintech terhadap perilaku keuangan mahasiswa di Surabaya?”

Implementasi: Gunakan kalimat tanya agar jelas.

Baca Juga: Pandangan Tan Malaka tentang Ilmu Pengetahuan dalam Buku Madilog. Terbaru 2025

✅Contoh Latar Belakang Penelitian

Judul: Pengaruh Penggunaan Fintech terhadap Perilaku Keuangan Mahasiswa

Latar belakang: Fintech semakin populer di Indonesia. OJK (2024) mencatat peningkatan 45% penggunaan fintech oleh mahasiswa. Fenomena ini membantu akses keuangan, namun menimbulkan masalah baru: hutang dan ketergantungan. Penelitian terdahulu banyak membahas manfaat fintech, namun sedikit menyoroti risikonya terhadap mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk melengkapi literatur keuangan mahasiswa.

Kesimpulan

Menulis latar belakang penelitian adalah keterampilan penting yang memerlukan ketelitian dan struktur. Bagian ini harus berisi fenomena, data, masalah, research gap, urgensi, hingga rumusan masalah. Dengan memperhatikan 10 cara di atas dan teori dari berbagai ahli, mahasiswa dapat menyusun latar belakang yang logis, kuat, dan mudah dipahami.

Penelitian dengan latar belakang yang solid akan lebih mudah dipertahankan dalam sidang proposal maupun ujian akhir.

Publisher/Penulis:

[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]

Referensi

Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta.

Bungin, B. (2017). Metodologi Penelitian Sosial. Kencana.

Creswell, J. W. (2012, 2018). Educational Research. Pearson.

Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta.

Kerlinger, F. (2000). Foundations of Behavioral Research.

Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. (2014). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Neuman, W. L. (2014). Social Research Methods. Pearson.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Wetherell, M. & Potter, J. (1992). Mapping the Language of Racism. Harvester Wheatsheaf.