10 Tips & Cara Menyusun Landasan Teori Skripsi agar Tidak Plagiasi, Terbaru 2025
![]() |
(Ilustrasi Mahasiswa menulis landasan teori skripsi 2025 ilustrasi 3D realistis) |
Artikel ini membahas 10 tips menyusun landasan teori skripsi yang baik dan bebas plagiasi, dilengkapi dengan pendapat ahli, contoh konkret, serta strategi implementasi praktis di tahun 2025.
Baca Artikel Lainnya: 10 Cara & Contoh Menulis Latar Belakang Masalah Penelitian yang Tepat, Terstruktur (2025)
✅Apa Itu Landasan Teori dalam Skripsi?
Menurut Sugiyono (2019), landasan teori adalah kerangka konseptual yang menjelaskan hubungan antarvariabel, didukung oleh teori yang sudah ada. Landasan teori menjadi pijakan agar penelitian memiliki dasar ilmiah yang kuat.
Sementara itu, Creswell (2018) menegaskan bahwa landasan teori adalah peta konseptual yang menghubungkan masalah penelitian dengan literatur sebelumnya, sehingga penelitian memiliki posisi yang jelas dalam ranah akademik.
Dengan kata lain, landasan teori membantu mahasiswa:
-Menunjukkan relevansi penelitian dengan ilmu yang sudah ada.
-Menghindari duplikasi atau pengulangan studi.
-Memberikan arah bagi analisis data nantinya.
Baca Juga: 10 Teknik & Contoh Menulis Rumusan Masalah dalam Proposal Skripsi, Terbaru 2025
✅Struktur Landasan Teori yang Tepat
Menurut Nazir (2014), penyusunan landasan teori yang baik harus memuat:
Definisi Konsep Utama → mendeskripsikan istilah kunci penelitian.
Kajian Teori Terkait → teori-teori yang mendukung topik penelitian.
Penelitian Terdahulu → ringkasan hasil penelitian relevan.
Kerangka Pemikiran → alur logis hubungan teori dengan penelitian.
Hipotesis (jika ada) → dugaan sementara yang diuji dalam penelitian kuantitatif.
✅10 Tips & Cara Menyusun Landasan Teori Skripsi
✔Pahami Definisi Konsep dari Sumber Primer
Menurut Kerlinger (2000), teori harus dipahami dari sumber aslinya, bukan hanya ringkasan.
Contoh: Jika membahas teori perilaku konsumen, baca langsung karya Philip Kotler, bukan sekadar kutipan dari skripsi orang lain.
Implementasi: Unduh e-book atau jurnal primer dari Google Scholar atau database kampus untuk menghindari salah tafsir.
✔Gunakan Literatur Terkini (Up-to-date)
Menurut Moleong (2018), penelitian harus menggunakan referensi terbaru agar relevan dengan kondisi saat ini.
Contoh: Topik literasi digital sebaiknya mengacu pada artikel jurnal 2020-2025, bukan hanya literatur lama.
Implementasi: Cari jurnal internasional dari Scopus, ScienceDirect, atau DOAJ.
✔Hindari Copy-Paste, Gunakan Parafrasa Akademik
Menurut Widayat (2016), menulis teori dengan bahasa sendiri adalah keterampilan akademik penting.
Contoh:
Salah: “Landasan teori adalah kerangka konseptual yang menjelaskan hubungan antarvariabel.” (langsung salin).
Benar: “Landasan teori berfungsi sebagai peta konseptual yang memperlihatkan bagaimana variabel penelitian saling berhubungan.”
Implementasi: Gunakan teknik paraphrasing dan cek plagiasi dengan Turnitin.
Baca Juga: 10 Tips Menentukan Judul Skripsi yang Baik dan Benar agar Mudah Disetujui (Terbaru 2025)
✔Rujuk pada Lebih dari Satu Ahli
Menurut Bungin (2017), semakin banyak teori yang dirujuk, semakin kaya landasan teori.
Contoh: Definisi komunikasi bisa dibandingkan antara DeVito, Lasswell, dan Effendy.
Implementasi: Sajikan minimal 3-4 pendapat ahli lalu sintesis, jangan hanya satu sumber.
✔Sertakan Penelitian Terdahulu yang Relevan
Menurut Creswell (2012), kajian terdahulu membantu menunjukkan research gap.
Contoh: Jika topik tentang e-learning, bandingkan penelitian dari 3 universitas berbeda terkait efektivitas platform digital.
Implementasi: Tuliskan ringkasan singkat hasil penelitian (judul, penulis, tahun, temuan utama).
✔Susun Secara Kronologis dan Tematis
Menurut Arikunto (2019), teori harus disusun runtut agar mudah dipahami.
Contoh: Mulai dari definisi umum → teori besar → teori spesifik → penelitian terdahulu.
Implementasi: Buat outline bab sebelum menulis agar tidak tumpang tindih.
✔Hubungkan Teori dengan Variabel Penelitian
Menurut Sekaran (2016), landasan teori harus selaras dengan variabel penelitian yang diuji.
Contoh: Jika variabel penelitian adalah “motivasi belajar”, sertakan teori motivasi McClelland atau Maslow.
Implementasi: Buat tabel hubungan antara variabel dengan teori pendukung.
✔Gunakan Kutipan Langsung dan Tidak Langsung Secara Seimbang
Menurut APA Style (2020), kutipan langsung sebaiknya tidak lebih dari 20% isi tulisan.
Contoh:
Kutipan langsung: “Communication is the process of creating meaning” (DeVito, 2017).
Kutipan tidak langsung: DeVito (2017) menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses penciptaan makna.
Implementasi: Kombinasikan keduanya agar tulisan lebih variatif.
✔Manfaatkan Software Referensi Akademik
Menurut Ridwan (2019), penggunaan aplikasi seperti Mendeley atau Zotero meminimalkan kesalahan sitasi.
Contoh: Menggunakan Mendeley untuk otomatis menulis daftar pustaka dengan gaya APA, MLA, atau Chicago.
Implementasi: Install aplikasi dan sinkronisasi dengan MS Word.
✔Buat Sintesis, Bukan Hanya Ringkasan
Menurut Strauss & Corbin (1998), penelitian yang baik tidak hanya mengulang teori, tetapi menghubungkannya dengan konteks penelitian.
Contoh: Jangan hanya menuliskan teori kepemimpinan, tapi jelaskan relevansinya dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah di era digital.
Implementasi: Akhiri tiap subbab teori dengan kesimpulan kecil yang relevan dengan topik penelitian.
Baca Juga: Panduan Lengkap 2025: Analisis Wacana dalam Berita Politik Indonesia
✅Contoh Landasan Teori (Naratif)
✔Judul Skripsi:
Pengaruh Literasi Digital terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa
✔Landasan Teori
Literasi digital merupakan kemampuan individu dalam menggunakan teknologi digital untuk mengakses, memahami, dan memproduksi informasi. Gilster (1997) pertama kali memperkenalkan istilah ini sebagai keterampilan berpikir kritis dalam menggunakan media digital. Sementara itu, Martin (2008) memperluas definisinya dengan menekankan bahwa literasi digital bukan hanya kemampuan teknis, melainkan juga melibatkan pemahaman sosial, budaya, dan etis dalam menggunakan teknologi. Ng (2012) menambahkan bahwa literasi digital mencakup tiga dimensi utama, yaitu technical, cognitive, dan social-emotional literacy.
Dalam konteks pembelajaran, literasi digital sangat erat kaitannya dengan teori belajar konstruktivisme. Piaget (1972) menjelaskan bahwa pengetahuan dibangun secara aktif oleh individu melalui pengalaman. Dengan kata lain, mahasiswa yang memiliki keterampilan literasi digital mampu mengonstruksi pengetahuan secara lebih mandiri karena akses informasi yang lebih luas melalui internet dan teknologi pendidikan. Hal ini sejalan dengan pandangan Vygotsky (1978) yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran. Teknologi digital memberi ruang kolaborasi, misalnya melalui forum online atau learning management system (LMS), sehingga mendukung proses konstruktivistik.
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya hubungan signifikan antara literasi digital dan prestasi akademik. Rahmawati (2022) menemukan bahwa mahasiswa dengan literasi digital tinggi cenderung lebih baik dalam mengelola waktu belajar dan sumber informasi. Lee (2023) meneliti mahasiswa Korea Selatan dan menyimpulkan bahwa literasi digital berkontribusi pada peningkatan motivasi belajar serta hasil ujian. Sementara itu, Putra (2024) meneliti mahasiswa di Indonesia dan mendapati bahwa literasi digital berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kritis dan nilai akademik, meskipun tantangan seperti distraksi media sosial tetap ada.
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu tersebut, dapat disimpulkan bahwa literasi digital memiliki pengaruh nyata terhadap prestasi akademik mahasiswa. Namun, besarnya pengaruh tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti dukungan dosen, fasilitas teknologi, serta disiplin diri mahasiswa dalam memanfaatkan media digital. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan untuk memperkuat bukti empiris mengenai hubungan literasi digital dan prestasi akademik di kalangan mahasiswa Indonesia.
Kesimpulan
Menyusun landasan teori skripsi bukan sekadar menyalin teori, tetapi menyusun argumen ilmiah yang relevan, logis, dan terhindar dari plagiasi. Dengan memperhatikan 10 tips di atas mulai dari memahami sumber primer, parafrasa, hingga sintesis teori mahasiswa dapat menghasilkan landasan teori yang akademis, kuat, dan sesuai standar 2025.
Publisher/Penulis:
[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]
Referensi
Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta.
Bungin, B. (2017). Metodologi Penelitian Sosial. Kencana.
Creswell, J. W. (2012, 2018). Educational Research. Pearson.
Gilster, P. (1997). Digital Literacy. Wiley.
Kerlinger, F. N. (2000). Foundations of Behavioral Research.
Martin, A. (2008). Digital Literacy and the Internet. Routledge.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Nazir, M. (2014). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Ng, W. (2012). Can We Teach Digital Natives Digital Literacy?. Computers & Education.
Piaget, J. (1972). The Psychology of the Child. Basic Books.
Ridwan, M. (2019). Penulisan Akademik Modern.
Sekaran, U. (2016). Research Methods for Business. Wiley.
Strauss, A., & Corbin, J. (1998). Basics of Qualitative Research. Sage.
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society. Harvard University Press.
Widayat, R. (2016). Menulis Ilmiah Tanpa Plagiasi.
Rahmawati, N. (2022). "Literasi Digital dan Prestasi Akademik Mahasiswa Indonesia." Jurnal Pendidikan.
Lee, J. (2023). "Digital Literacy and Academic Achievement in South Korea." Asian Education Review.
Putra, A. (2024). "Hubungan Literasi Digital dengan Prestasi Akademik Mahasiswa." Jurnal Teknologi Pendidikan.