10 Cara Membuat Analisis SWOT dalam Penelitian Mahasiswa - Terlengkap 2025

Panduan lengkap 10 cara membuat analisis SWOT dalam penelitian mahasiswa 2025. Contoh nyata, langkah praktis, dan tips implementasi terstruktur.
 (Ilustrasi 3D mahasiswa membuat analisis SWOT penelitian dengan grafik tabel 2025)
PortalJatim24.com - Pendidikan - Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah alat strategis sederhana namun kuat untuk memahami kondisi internal dan eksternal suatu objek studi. Bagi mahasiswa, SWOT membantu merumuskan fokus penelitian, menemukan celah (research gap), dan menyusun strategi penelitian yang realistis.

Artikel ini menyajikan panduan komprehensif dari definisi dan fungsi hingga 10 cara praktis membuat SWOT dalam konteks penelitian mahasiswa, lengkap dengan pendapat ahli, contoh kongkret, dan langkah implementasi singkat.

✅Mengapa SWOT Penting untuk Penelitian Mahasiswa?

Analisis SWOT membantu peneliti:

-Memetakan kekuatan dan kelemahan proyek/tema yang dipilih.

-Menilai peluang penelitian (kebaruan, akses data).

Mengenali ancaman (keterbatasan sumber daya, etika, kompetisi).

Menurut Albert Humphrey (pengembang konsep SWOT pada 1960-an), SWOT efektif karena menyederhanakan kompleksitas konteks sehingga memudahkan pengambilan keputusan. Untuk penelitian akademik, pemetaan ini memperkuat argumen latar belakang dan landasan teoritis.

✅Struktur Singkat Analisis SWOT dalam Penelitian

Sebelum masuk ke 10 cara, pahami struktur analisis SWOT yang dipakai dalam penelitian:

Strengths (Kekuatan) - kemampuan internal, akses data, dukungan pembimbing, keunikan metode.

Weaknesses (Kelemahan) - keterbatasan sampel, akses dana, keterampilan teknis, waktu.

Opportunities (Peluang) - isu terkini, kebijakan baru, teknologi, gap literatur.

Threats (Ancaman) - plagiarisme, perubahan regulasi, keterbatasan etika, kompetisi publikasi.

✅10 Cara Membuat Analisis SWOT dalam Penelitian Mahasiswa

☑Mulai dari Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian

Menurut ahli: John W. Creswell menekankan bahwa elemen utama penelitian (pertanyaan, tujuan) harus memandu semua keputusan metodologis.

Kenapa: SWOT yang baik lahir dari rumusan masalah yang jelas  tanpa itu SWOT hanya menjadi daftar acak.

Langkah praktis:

-Tulis 1–2 kalimat rumusan masalah.

-Dari setiap kalimat, tandai elemen yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, atau ancaman.

Contoh: Rumusan: “Bagaimana pengaruh literasi digital terhadap prestasi mahasiswa X?” → Strength:

akses LMS kampus; Weakness: rendahnya kompetensi ICT sebagian responden; Opportunity: kebijakan

kampus dukung e-learning; Threat: sinyal internet tidak stabil di daerah penelitian.

☑Kumpulkan Bukti Empiris (Data Pendukung)

Menurut ahli: Robert K. Yin (studi kasus) menyarankan penggunaan banyak sumber bukti.

Kenapa: SWOT akademik harus berbasis data (literatur, survei awal, wawancara) — bukan sekadar asumsi.

Implementasi:

-Lakukan mini-survey 20–30 responden untuk menguji hipotesis awal.

-Kumpulkan data sekunder: laporan institusi, statistik, kebijakan.

Output: Daftar poin SWOT yang didukung bukti (mis. 70% responden melaporkan akses LMS lancar → Strength).

☑Libatkan Pemangku Kepentingan (Stakeholder) untuk Validasi

Menurut ahli: Kurt Lewin menganjurkan partisipasi stakeholder dalam action research.

Kenapa: Pembimbing, praktisi atau informan lapangan memberi insight yang mungkin terlewat.

Langkah:

-Presentasikan draft SWOT ke pembimbing atau 2-3 informan kunci.

-Revisi poin SWOT berdasarkan masukan.

Manfaat: Mengurangi bias peneliti dan meningkatkan kredibilitas analisis.

☑Gunakan Teknik Kualitatif & Kuantitatif Secara Kombinasi

Menurut ahli: John Creswell merekomendasikan mixed methods untuk kompleksitas.

Kenapa: Kekuatan/kelemahan sering bersifat kualitatif (narasi), sedangkan peluang/ancaman dapat diukur kuantitatif (frekuensi, persentase).

Implementasi:

-Coding tematik dari wawancara untuk Weakness/Strength.

-Analisis frekuensi dari survei untuk Opportunities/Threats.

Contoh konkret: Jika 60% responden menyebutkan “keterbatasan waktu” → catat sebagai Weakness dengan bobot kuantitatif.

☑Prioritaskan Poin dengan Matriks Bobot (Weighted SWOT)

Menurut ahli: Heinz Weihrich mengembangkan TOWS — menekankan strategi berbasis matriks.

Kenapa: Tidak semua poin memiliki bobot yang sama; prioritas membantu penentuan strategi penelitian (mis. mitigasi ancaman).

Langkah singkat (implementasi):

-Beri skor 1–5 untuk setiap poin SWOT (1 rendah — 5 tinggi).

-Kalikan dengan bobot relatif (total bobot = 1).

-Hitung skor tertimbang untuk rangking.

Output: Daftar prioritas (mis. Kelemahan: “kendala dana” bobot 0.3 × skor 4 = 1.2 → prioritas tinggi).

☑Gunakan Matriks TOWS untuk Menyusun Strategi Penelitian

(Tabel Matrik TOWS)
Menurut ahli: Weihrich (1982) - TOWS membantu merumuskan strategi SO, WO, ST, WT.
Cara:

SO (Strength–Opportunity): gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (mis. gunakan akses dosen ahli untuk mempublikasikan isu baru).

WO (Weakness–Opportunity): atasi kelemahan untuk menangkap peluang (mis. pelatihan software untuk peneliti agar memanfaatkan teknologi baru).

ST (Strength–Threat): gunakan kekuatan mengurangi ancaman.

WT (Weakness–Threat): strategi defensif atau mitigasi.

Contoh: Strength = jaringan dosen; Opportunity = kebijakan publik mendukung topik → Strategi SO: kolaborasi artikel bersama dosen untuk akselerasi publikasi.

☑Visualisasikan SWOT (Diagram & Heatmap)

Menurut ahli: Edward Tufte (visualisasi data) mengingatkan: visual jelas mempermudah interpretasi.

Implementasi praktis:

-Buat matriks 2×2 dengan poin tertimbang di setiap sel.

-Gunakan heatmap warna (merah=prioritas tinggi).

-Manfaat: Memudahkan presentasi di proposal dan sidang.

☑Tuliskan Analisis SWOT di Bab Latar / Metode (Secara Akademik)

Menurut ahli metodologi: Sugiyono menekankan keterkaitan antara latar belakang dan metode.

Cara menulis:

Di Latar Belakang, gunakan SWOT untuk menjustifikasi urgensi penelitian (Opportunity & Threat).

Di Metode, jelaskan bagaimana kelemahan akan dimitigasi (contoh: sampling purposive untuk keterbatasan akses).

Contoh kalimat: “Analisis SWOT awal (Lampiran A) menunjukkan keterbatasan akses—oleh karena itu penelitian menerapkan teknik snowball sampling sebagai mitigasi.”

☑Gunakan SWOT untuk Menyusun Rencana Mitigasi & Kontinjensi

Menurut ahli risiko: ISO Risk Management principles (umum dipakai), selalu siapkan rencana kontinjensi.

Langkah implementasi:

-Untuk setiap ancaman utama, buat langkah mitigasi dan indikator keberhasilan.

-Cantumkan di bagian “manajemen risiko penelitian”.

Contoh: Ancaman = “keterlambatan pengumpulan data karena cuti”. Mitigasi: jadwalkan buffer 2 minggu, alternatif pengumpulan online.

☑Revisi SWOT Secara Berkala & Dokumentasikan Perubahan

Menurut ahli: Karl Popper (prinsip falsifikasi)  peneliti harus siap merevisi hipotesis.

Kenapa: Kondisi lapangan berubah; SWOT awal bisa jadi tidak relevan saat lapangan.
Implementasi:

-Lakukan review SWOT setelah pilot study atau fase observasi awal.

-Simpan versi revisi dan catat alasan perubahan (audit trail).

✅Contoh SWOT Singkat (Studi Kasus: E-Learning di Universitas X)

(Headmap Analisis Swot)
Strengths: Infrastruktur LMS aktif; dukungan dosen (bukti: kebijakan fakultas).

Weaknesses: 40% mahasiswa laporkan sinyal buruk; keterbatasan digital skills.

Opportunities: Program pemerintah subsidi internet; tren penelitian literasi digital tinggi.

Threats: Kompetisi publikasi pada topik serupa; risiko plagiarisme jika menggunakan content generator.

Dari sini susun strategi TOWS: mis. WO - pelatihan digital untuk mahasiswa memanfaatkan subsidi internet → meningkatkan kualitas data.

✅Kesalahan Umum & Best Practices

Kesalahan: membuat SWOT tanpa bukti; mencampur isu strategis organisasi dengan isu metodologis penelitian; tidak menimbang prioritas.
Best practices: basiskan SWOT pada data, validasi dengan stakeholder, kuantifikasi poin penting, dan dokumentasikan revisi.

✅Cara Menulis Ringkasan SWOT di Proposal/Skripsi (Contoh Paragraf)

“Analisis SWOT awal pada konteks studi menunjukkan bahwa Universitas X memiliki infrastruktur LMS (Strength) namun menghadapi keterbatasan akses internet oleh sebagian mahasiswa (Weakness). Kebijakan pemerintah tentang subsidi akses memungkinkan perluasan sampel (Opportunity), namun kompetisi penelitian di bidang literasi digital tinggi (Threat). Untuk mengatasi kelemahan tersebut, penelitian ini menerapkan teknik purposive sampling dan menyediakan opsi pengisian kuesioner offline sebagai mitigasi.”

Kesimpulan

Analisis SWOT adalah alat praktis yang bukan hanya relevan untuk bisnis, tapi sangat berguna dalam penelitian mahasiswa. Dengan mengikuti 10 cara di atas mulai dari menyusun SWOT berbasis data, memberi bobot/prioritas, membuat strategi TOWS, hingga merevisi berkala mahasiswa dapat merancang penelitian yang lebih realistis, terarah, dan tahan terhadap perubahan kondisi lapangan.

Publisher/Penulis:

[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]

Daftar Referensi 

Humphrey, A. (1970s). Origin of SWOT analysis (literature overview).

Weihrich, H. (1982). The TOWS Matrix -A Tool for Situational Analysis. Long Range Planning.

Pickton, D., & Wright, S. (1998). What’s SWOT in Strategic Analysis? Strategic Change.

Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. SAGE.

Yin, R. K. (2014). Case Study Research: Design and Methods. SAGE.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Lewin, K. (1946). Action research and minority problems. Journal of Social Issues.

Tufte, E. (2001). The Visual Display of Quantitative Information. Graphics Press.

ISO 31000. (2018). Risk management - Guidelines.

Kemmis, S., & McTaggart, R. (2005). Participatory Action Research. Routledge.