Viral Data Pengangguran Tinggi. Anggota DPR Komisi IX Mengatakan SDM Indonesia Mungkin Banyak Tidak Kompeten.

Anggota DPR Komisi IX Zainul Munasichin ungkap penyebab utama sulitnya masyarakat Indonesia mendapat pekerjaan, termasuk masalah kompetensi SDM.

(Ilustrasi 3D kartun job fair Indonesia, suasana lowongan kerja ramai 2025)
PortalJatim24.com - Berita Terkini - Jumlah pengangguran di Indonesia yang mencapai 7,28 juta orang pada tahun 2025 memunculkan keprihatinan dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Zainul Munasichin, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB, yang menyoroti sejumlah penyebab utama rendahnya penyerapan tenaga kerja, meski lowongan kerja terus tersedia.

Zainul menduga bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia belum memadai. Hal ini membuat banyak posisi kerja tidak dapat terisi meski tersedia. “Jangan-jangan memang kita ini enggak siap SDM yang kompeten. Lowongan kerja banyak tetapi enggak keserap,” ujar Zainul dalam pernyataan resminya di kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (11/7/2025).

Menurutnya, rendahnya kompetensi ini menjadi penyebab utama tidak maksimalnya serapan tenaga kerja di berbagai sektor.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Diperiksa KPK Selama 8 Jam di Polda Jatim, Klaim Dana Hibah Sesuai Prosedur.

Investasi Tinggi, Tapi Minim Serapan Tenaga Kerja

Fakta menarik lainnya, Zainul menyoroti ketimpangan antara besarnya investasi dan rendahnya penyerapan tenaga kerja. Pada kuartal pertama 2025, investasi di Indonesia mencapai Rp 486 triliun, namun hanya mampu menyerap sekitar 600.000 tenaga kerja.“Kalau dibikin indeksnya, Rp 700 juta investasi hanya merekrut 1 tenaga kerja. Kan mahal sekali,” ujarnya.

Menurut Zainul, hal ini menunjukkan bahwa banyak investasi yang masuk bersifat padat modal, bukan padat karya.

Sektor Padat Karya vs Padat Modal: Efisiensi Masih Lemah

Ia memberikan perbandingan antara dua sektor:

- Pertambangan (padat modal): Rp 1 triliun hanya menyerap ±5.000 tenaga kerja  

- Pertanian (padat karya): Rp 1 triliun mampu menyerap hingga ±150.000 tenaga kerja

Artinya, sektor padat karya jauh lebih optimal dalam menyerap tenaga kerja, namun belum banyak dikembangkan karena berbagai kendala.

Biaya Birokrasi Tinggi dan Ancaman Ormas

Zainul juga menyoroti tingginya biaya birokrasi dan praktik pemalakan oleh ormas, yang menghambat investor untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas.“High cost. Uang investasi habis untuk ngurus perizinan yang mahal, termasuk ormas yang ganggu,” jelas Zainul.

Hal ini turut menyebabkan banyak investasi tidak sepenuhnya mengalir ke kegiatan produktif.

Data Pengangguran 2025: Lulusan SMA dan Sarjana Mendominasi

Berikut adalah rincian data pengangguran Indonesia tahun 2025 menurut tingkat pendidikan:

- Lulusan SD–SMP: 2.422.846

- Lulusan SMA: 2.038.893

- Lulusan SMK: 1.628.517

- Lulusan Universitas: 1.010.652

- Lulusan Diploma: 177.399

Dari total 145,77 juta penduduk yang bekerja, 56,57% berada di sektor informal.

Tingkatkan Kompetensi & Reformasi Iklim Usaha

Zainul mengusulkan agar pemerintah dan dunia pendidikan lebih fokus pada peningkatan kualitas SDM, sekaligus mendorong iklim usaha yang sehat dan bebas hambatan.

Tanpa langkah strategis ini, dikhawatirkan akan terus terjadi kesenjangan antara kebutuhan pasar kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang kompeten.



Publisher:[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]