Duka Ponpes Al Khoziny: Ponpes dan Alumni Beri Penghormatan Lewat Badal Umrah Santri Korban Mushala Ambruk

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo memberikan hadiah badal umrah untuk santri korban tragedi mushala ambruk sebagai bentuk penghormatan dan doa dari Alumni.

(Foto: Ketua Alumni Ponpes Al Khoziny Sidoarjo sekaligus mewakili pihak pengurus inti pondok (Ndalem), KH. M. Zainal Abidin meminta maaf atas tragedi ambruknya mushala, Dok: Istimewa)
PortalJatim24.com - Berita Terkini - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, memberikan penghormatan terakhir kepada para santri korban tragedi ambruknya mushala melalui program badal umrah. Program ini dilakukan oleh para alumni Al Khoziny yang kini berdomisili di Makkah sebagai bentuk doa dan penghargaan atas pengorbanan para santri yang wafat saat beribadah.

Baca Berita Lainnya: Bongkar Modus Baru Pencucian Uang Jaringan Narkoba di Jawa Timur, Polda Jatim  Sita Aset Rp30,1 Miliar

Bentuk Penghormatan dan Doa dari Alumni di Makkah

Ketua Alumni Pusat Ponpes Al Khoziny, KH M. Zainal Abidin, menyampaikan bahwa kegiatan badal umrah ini merupakan hadiah spiritual bagi korban meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi pada Senin (29/9/2025).

“Kami badalkan umrah untuk para santri yang wafat, karena banyak alumni yang kini hidup di Makkah. Kami data satu per satu dan laksanakan umrah atas nama mereka,” ujarnya, Selasa (7/10/2025).

Zainal menegaskan, kegiatan ini adalah bentuk penghormatan tertinggi dari para alumni dan keluarga besar pesantren bagi para santri yang gugur dalam keadaan beribadah.

“Kami yakin mereka meninggal dalam keadaan suci, sedang menuntut ilmu, dan khusnul khotimah,” tambahnya.

Duka dan Permohonan Maaf dari Pihak Pesantren

Dalam pernyataannya, pihak Ponpes Al Khoziny juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat dan keluarga korban atas musibah yang terjadi.

“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada keluarga para santri. Kami juga berterima kasih kepada masyarakat, tim SAR, dan pemerintah yang membantu proses evakuasi,” ujar KH Zainal.

Pesantren juga menyatakan siap memperbaiki sistem pengawasan pembangunan serta memastikan proses belajar mengajar tetap berjalan dengan aman.

Untuk sementara, kegiatan santri dialihkan ke area darurat di halaman timur ponpes dengan tenda sementara hingga hasil investigasi teknis rampung.

Baca Juga: Kasus Korupsi PLTU Kalbar: Adik Jusuf Kalla dan Eks Dirut PLN Ditetapkan Sebagai Tersangka

Kronologi dan Penyebab Ambruknya Bangunan Mushala

Tragedi ambruknya mushala tiga lantai di asrama putra Ponpes Al Khoziny terjadi saat para santri sedang melaksanakan salat ashar berjemaah. Berdasarkan hasil penyelidikan tim SAR gabungan dan Basarnas, penyebab utama ambruknya bangunan adalah kegagalan konstruksi yang tidak mampu menahan beban sesuai kapasitas.

Peristiwa ini menimbulkan 171 korban, terdiri dari 104 selamat dan 67 meninggal dunia, termasuk delapan di antaranya berupa bagian tubuh (body part).

Tim Basarnas secara resmi menutup operasi pencarian korban pada Selasa (7/10/2025) setelah seluruh proses evakuasi dinyatakan selesai.

Badal Umrah, Simbol Kepedulian dan Ukhuwah Islamiyah

Sementara itu, Maftuhin, salah satu alumni Al Khoziny yang berada di Arab Saudi, menjelaskan bahwa pelaksanaan badal umrah ini telah dilakukan sesuai syariat dan melibatkan alumni yang berdomisili di Makkah.

“Hingga kini, sudah 26 nama santri yang mendapat restu keluarga. Dari jumlah itu, 16 sudah dilaksanakan badal umrah dan 10 lainnya dalam proses,” jelasnya.

Menurut Maftuhin, kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk doa, tetapi juga wujud nyata solidaritas dan ukhuwah Islamiyah antaralumni dan keluarga besar pesantren.

“Kami berharap doa ini menjadi penghibur bagi keluarga korban dan semangat untuk Ponpes Al Khoziny agar tetap tegar dan bangkit,” pungkasnya.

Baca Juga: Desa Pujiharjo di Kabupaten Malang Jadi Lokasi Strategis Program Kampung Nelayan Merah Putih Presiden Prabowo 

Pesantren Berkomitmen Bangkit dan Evaluasi Pembangunan

Pihak pesantren berjanji akan melakukan evaluasi total terhadap infrastruktur dan sistem keselamatan di lingkungan pesantren.

“Kami ingin memastikan tragedi seperti ini tidak terulang. Pesantren adalah tempat menuntut ilmu dan ibadah, yang harus dijaga keselamatannya,” ujar KH Zainal Abidin.

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan Kementerian Agama juga telah menyatakan siap membantu proses rekonstruksi bangunan baru yang akan dilaksanakan sesuai standar keamanan konstruksi.

Penutup

Program badal umrah dari alumni Ponpes Al Khoziny menjadi simbol kepedulian dan doa lintas negara bagi para santri yang wafat.

Tragedi ini tidak hanya menyisakan duka, tetapi juga menjadi momentum refleksi bersama untuk memperkuat pengawasan, solidaritas, dan keselamatan di lingkungan pendidikan pesantren.

 Publisher/Red:

[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]