Kiai Said Aqil Usulkan Konsesi Tambang PBNU Dikembalikan Ke Negara, Kiai Sepuh Panggil Gus Yahya ke Tebuireng

Kiai Said Aqil usulkan konsesi tambang PBNU dikembalikan ke negara, kiai sepuh panggil Gus Yahya ke Tebuireng untuk klarifikasi.

(Mustasyar PBNU KH Said Aqil Siroj Dok: Istuimewa)
PortalJatim24.com - Berita Terkini - Jombang, Jawa Timur. Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan sikap terbarunya terkait polemik konsesi tambang yang diberikan pemerintah kepada PBNU. Dalam forum silaturahim di Pesantren Tebuireng, Jombang, Sabtu (6/12/2025), Kiai Said mengusulkan agar konsesi tersebut dikembalikan kepada negara demi menjaga marwah jam’iyah Nahdlatul Ulama.

Pandangan itu disampaikan setelah Kiai Said melakukan evaluasi jernih atas dinamika yang berkembang di internal PBNU dalam beberapa bulan terakhir, yang dinilai telah memicu kegaduhan dan memperlebar konflik organisasi.

Baca Berita Lainnya: Kompak Tujuh Banom NU Keluarkan Pernyataan Sikap Resmi Bersama Terkait Dinamika Internal PBNU

Kiai Said Nilai Konsesi Tambang Lebih Banyak Mudharat

Pada awalnya, Kiai Said menilai kebijakan pemerintah sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi NU sekaligus peluang penguatan kemandirian ekonomi organisasi. Namun, seiring berjalannya waktu, situasi justru berkembang ke arah sebaliknya.

Persoalan tata kelola, perdebatan internal, dan polemik yang merambah ruang publik dinilai membawa dampak negatif bagi stabilitas jam’iyah.

“Saya sejak awal menghormati inisiatif pemerintah. Itu bentuk penghargaan yang baik. Tetapi melihat apa yang terjadi belakangan ini, konflik semakin melebar, dan itu membawa madharat yang lebih besar daripada manfaatnya. Maka jalan terbaik adalah mengembalikannya kepada pemerintah,” ujar Kiai Said di hadapan para kiai dan santri.

NU Diminta Kembali Fokus ke Mandat Spiritual dan Sosial

Kiai Said menegaskan bahwa NU adalah Jam’iyah Diniyah Ijtima’iyah yang memiliki mandat spiritual dan sosial yang sangat besar. Ia mengingatkan agar organisasi tidak terseret ke dalam aktivitas berisiko tinggi yang berpotensi:

-Memicu konflik internal dan polarisasi kader

-Mengganggu marwah dan independensi organisasi

-Menimbulkan persepsi negatif publik

-Menyeret NU ke ranah bisnis dan politik berisiko

-Mengaburkan prioritas utama NU

Menurutnya, prioritas besar NU seharusnya tetap berada pada bidang pendidikan, dakwah, kesehatan, dan pemberdayaan umat.

“NU ini rumah besar umat. Jangan sampai terseret pada urusan yang membawa kegaduhan dan menjauhkan kita dari khittah pendirian,” tegasnya.

Baca Juga: Polemik PBNU: Gus Yahya Bantah Pemberhentian dan Klaim Terjadi Teror,  Syuriah Siapkan Pleno Menentukan Pj Ketum

NU Disebut Bisa Maju Tanpa Konsesi Tambang

Dalam pandangannya, Kiai Said menyatakan bahwa kemajuan NU tidak bergantung pada sektor pertambangan. Ia menekankan pentingnya penguatan sumber daya manusia melalui pesantren, ekonomi kerakyatan, program beasiswa, layanan kesehatan, serta digitalisasi pelayanan umat.

“Keberkahan NU itu dari ketulusan, dari amanah, dari keilmuan. Bukan dari proyek tambang. Kita bisa maju tanpa itu semua,” ujarnya.

Kiai Sepuh Panggil Gus Yahya untuk Klarifikasi Kisruh PBNU

Di tengah polemik yang mengemuka, sejumlah kiai sepuh memanggil Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf ke Pesantren Tebuireng. Gus Yahya hadir didampingi sejumlah pengurus PBNU untuk memberikan klarifikasi atas dinamika yang terjadi.

“Para pinisepuh, sesepuh memanggil saya dan saya datang. Apa pun nanti yang diminta saya siap, apa pun yang ditanyakan saya siap jawab,” kata Gus Yahya.

Ia mengaku membawa dokumen lengkap sebagai bahan penjelasan dan berharap pertemuan tersebut dapat menjadi titik awal penyelesaian.

Baca Juga: PMII Ibnu Rusyd UNIKAMA Salurkan Donasi untuk Korban Erupsi Semeru, Tegaskan Komitmen Kemanusiaan.

Rais Syuriyah PBNU: Keputusan Sudah Lewat Mekanisme Organisasi

Sementara itu, Rais Syuriyah PBNU KH Mohammad Nuh menyampaikan bahwa forum Tebuireng merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya di Pesantren Al Falah Ploso, Kediri.

Ia menegaskan bahwa secara struktural, Syuriyah telah menempuh mekanisme organisasi dan keputusan telah melalui proses rapat.

“Konteksnya adalah adanya kesalahan dan sanksi, tidak ada perselisihan individu. Dari kesalahan itu maka diberikan sanksi,” jelasnya.

Menurut rencana, pada 9 Desember 2025 akan digelar pleno lanjutan yang akan mengagendakan pengangkatan Penjabat Ketua Umum PBNU.

Kiai Sepuh Hadiri Pertemuan dan Ziarah ke Makam KH Hasyim Asy’ari

Pertemuan penting ini turut dihadiri sejumlah kiai sepuh, termasuk KH Anwar Manshur (Pesantren Lirboyo) dan KH Said Aqil Siroj. Agenda silaturahim juga diakhiri dengan ziarah ke makam KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU, sebagai ikhtiar spiritual menjaga persatuan jam’iyah.

Publisher/Red:

[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]