10 Cara Analisis Morfologi Kata Serapan untuk Mahasiswa Bahasa dan Sastra
![]() |
(Ilustrasi mahasiswa belajar kata serapan tanpa teks dengan laptop dan buku di meja belajar) |
Menurut ahli linguistik Indonesia, Kridalaksana (1985), kata serapan memainkan peran signifikan dalam memperkaya kosakata Bahasa Indonesia dan menjadi jembatan antara budaya. Sementara itu, Stephen Ullmann, seorang pakar linguistik internasional, menegaskan bahwa kata serapan mencerminkan proses historis dan sosial dalam perkembangan bahasa.
Artikel ini akan menguraikan 10 cara analisis morfologi kata serapan, khususnya untuk mahasiswa jurusan bahasa dan sastra, dengan contoh konkret,
Baca Juga: 10 Tips Membedakan Alur Linear dan Non-Linear dalam Teks Sastra Postmodern untuk Mahasiswa
Apa Itu Morfologi dan Kata Serapan?
Morfologi dalam Linguistik
Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari struktur internal kata, termasuk morfem sebagai satuan terkecil yang memiliki makna. Morfologi mencakup pembentukan kata melalui proses derivasi, infleksi, dan komposisi.
Definisi Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang diambil dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Penyerapan bisa bersifat penuh (tanpa perubahan) atau sebagian (mengalami penyesuaian bentuk dan makna).
Contoh:
-Komputer (dari bahasa Inggris "computer")
-Televisi (dari bahasa Latin "televisio")
-Birokrasi (dari bahasa Prancis "bureaucratie")
10 Cara Analisis Morfologi Kata Serapan
-Identifikasi Bahasa Asal
Langkah awal adalah menentukan bahasa sumber dari kata serapan. Ini penting untuk memahami konteks asal, fonetik, dan makna aslinya.
Contoh: Kata "demokrasi" berasal dari bahasa Yunani "demos" (rakyat) dan "kratos" (kekuasaan).
-Cermati Perubahan Fonologis
Seringkali kata serapan mengalami penyesuaian bunyi agar sesuai dengan fonologi bahasa penerima.
Contoh: "psychology" menjadi "psikologi" – huruf "p" tidak dibaca seperti dalam bahasa Inggris.
-Analisis Struktur Morfem
Pilah kata menjadi morfem-morfemnya untuk memahami proses morfologisnya: prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks.
Contoh:
-Kata "kemodernan" → \[ke-] + \[modern] + \[-an]
-"Modern" adalah bentuk dasar yang diserap, ke- dan -an adalah afiks lokal.
-Telusuri Derivasi dan Infleksi
Periksa apakah kata mengalami derivasi (perubahan kelas kata) atau infleksi (perubahan bentuk tanpa mengubah kelas kata).
Contoh:
"Integrasi" → "mengintegrasikan" (derivasi dengan prefiks dan sufiks lokal).
-Identifikasi Adaptasi Semantik
Arti kata dapat mengalami perluasan, penyempitan, atau pergeseran.
Contoh:
Kata "bencana" (dari bahasa Sanskerta) awalnya berarti "kutukan", kini berarti "musibah alam".
-Analisis Proses Pembentukan Ulang
Kata serapan bisa digunakan sebagai dasar pembentukan kata baru dalam bahasa lokal.
Contoh:
-"Digital" → "pendigitalan", "digitalisasi"
-Lihat Perubahan Kelas Kata
Banyak kata serapan mengalami perubahan kategori gramatikal.
Contoh:
-"Analisis" (nomina) → "menganalisis" (verba)
-"Visual" (adjektiva) → "visualisasi" (nomina)
-Identifikasi Konfiks Lokal
Konfiks seperti ke-an, pe-an, memper-kan sering dipadukan dengan kata serapan.
Contoh:
-"Efisien" → "keefisienan"
-"Organisasi" → "pengorganisasian"
-Kaji Ejaan dan Morfofonemik
Penyesuaian ejaan dari bahasa asal penting dalam proses adaptasi morfologi.
Contoh:
-"Culture" → "kultur" (bukan "kaltur" atau "kaltcher")
-"Technique" → "teknik"
-Gunakan Kamus Etimologi dan PUEBI
Gunakan sumber referensi resmi seperti KBBI, PUEBI, dan kamus etimologi untuk memvalidasi bentuk dan asal kata.
Contoh:
-Kamus Etimologi Bahasa Indonesia (Slametmuljana)
-PUEBI sebagai acuan morfologis dalam penulisan formal
Contoh Visual Analisis Kata Serapan (Tabel atau Diagram)
Kata Serapan |
Bahasa Asal |
Morfem Lokal |
Bentuk Baru |
Kategori Kata |
Demokrasi |
Yunani |
- |
Demokrasi |
Nomina |
Efisien |
Latin |
ke- -an |
Keefisienan |
Nomina |
Modern |
Inggris |
me- -kan |
Memodernkan |
Verba |
Global |
Inggris |
-isasi |
Globalisasi |
Nomina |
Kesalahan Umum dalam Menganalisis Kata Serapan
Mahasiswa pemula sering melakukan beberapa kekeliruan seperti:
-Menganggap semua kata asing sebagai kata serapan meskipun belum baku.
-Tidak membedakan morfem asing dan afiks lokal.
-Menyimpulkan arti tanpa rujukan resmi.
-Tidak melihat konteks makna yang berubah.
Menurut Ahli
Menurut Kridalaksana (1985), adaptasi kata serapan dalam Bahasa Indonesia tidak hanya terjadi pada tingkat leksikal tetapi juga morfologis. Penyesuaian ini penting untuk menjaga kesinambungan gramatikal.
Bloomfield, dalam teori strukturalismenya, menekankan bahwa kata serapan akan tunduk pada sistem morfologi bahasa penerima agar dapat diterima secara alami dalam pemakaian sehari-hari.
Abdul Chaer, dalam buku Linguistik Umum, menyebutkan bahwa analisis morfem harus mempertimbangkan konvensi bahasa lokal dan kontekstualisasi sosial.
FAQ - Pertanyaan Umum Mahasiswa
Q: Apa beda kata serapan dengan kata pinjaman?
A: Kata pinjaman bisa jadi belum mengalami penyesuaian bentuk, sedangkan kata serapan telah menyesuaikan secara fonologis dan morfologis dengan bahasa penerima.
Q: Apa kata serapan harus selalu dari bahasa Inggris?
A: Tidak. Banyak kata serapan berasal dari bahasa Arab, Belanda, Sanskerta, bahkan Jepang dan Korea di era modern.
Q: Bolehkah memakai kata serapan dalam karya ilmiah?
A: Ya, asal bentuknya sudah dibakukan dalam KBBI atau sesuai PUEBI.
Bonus: Gaya Bahasa Lebih Ramah Mahasiswa
Untuk membuat artikel lebih komunikatif:
-Gunakan kalimat aktif: "Mahasiswa dapat melakukan..." bukan "Dapat dilakukan oleh mahasiswa."
-Sisipkan metafora ringan: "Bayangkan kata serapan seperti tamu asing yang belajar bahasa lokal."
-Ajak pembaca aktif: "Coba analisis kata berikut ini..."
-Gunakan sapaan: "Sebagai mahasiswa bahasa, kamu tentu sering menjumpai..."
Kesimpulan
Pemahaman tentang analisis morfologi kata serapan sangat penting bagi mahasiswa bahasa dan sastra, baik dalam kegiatan akademik maupun praktis. Dengan menerapkan 10 cara di atas, mahasiswa dapat mengeksplorasi struktur kata dengan pendekatan linguistik yang komprehensif.
Baca Juga: 10 Langkah Membuat Kritik Sastra Pendek Menggunakan Pendekatan Psikoanalisis
Publisher/Penulis:[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]
Referensi
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Gramedia, 1985.
Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Rineka Cipta, 2003.
Ullmann, Stephen. Semantics: An Introduction to the Science of Meaning. Basil Blackwell, 1962.
Bloomfield, Leonard. Language. Holt, Rinehart & Winston, 1933.