10 Langkah Membuat Kritik Sastra Pendek Menggunakan Pendekatan Psikoanalisis
![]() |
(Ilustrasi kritik sastra pendek dengan pendekatan psikoanalisis Freud dalam nuansa gotik) |
PortalJatim24.com - Edukasi - Kritik sastra adalah proses analisis, interpretasi, dan evaluasi terhadap karya sastra. Dalam ranah akademik, salah satu pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan psikoanalisis. Pendekatan ini bertujuan menggali dimensi bawah sadar, motif, konflik batin, dan dinamika psikologis yang melatarbelakangi tokoh atau pengarang dalam karya sastra. Artikel ini akan membahas secara lengkap 10 langkah membuat kritik sastra pendek menggunakan pendekatan psikoanalisis, yang sangat berguna bagi mahasiswa, peneliti, dan pegiat literasi.
Apa Itu Pendekatan Psikoanalisis dalam Kritik Sastra?
Pendekatan psikoanalisis dalam kritik sastra bersumber dari teori yang pertama kali dikembangkan oleh Sigmund Freud, dan kemudian dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Carl Jung, Jacques Lacan, dan Erik Erikson.
Baca Juga: Cara Mudah Analisis Data Survei Excel untuk Skripsi untuk Mahasiswa Semester Akhir
Psikoanalisis berfokus pada:
-Alam bawah sadar (unconscious mind)
-Impuls dan dorongan psikoseksual
-Konflik antara id, ego, dan superego
-Mekanisme pertahanan diri (defense mechanism)
-Trauma masa lalu
Dalam kritik sastra, pendekatan ini digunakan untuk:
-Menafsirkan perilaku tokoh dalam cerita
-Mengungkap simbol dan mimpi sebagai manifestasi ketidaksadaran
-Mengaitkan kehidupan pengarang dengan isi karya
10 Langkah Membuat Kritik Sastra Pendek Menggunakan Pendekatan Psikoanalisis
-Memilih Karya Sastra yang Relevan
Langkah awal adalah memilih karya sastra yang memiliki konflik psikologis yang kuat. Contohnya: cerpen, puisi, atau novel dengan tokoh utama yang mengalami konflik batin, trauma, atau perilaku tidak sadar.
-Membaca Secara Kritis dan Mendalam
Bacalah karya sastra secara berulang untuk menangkap nuansa, simbol, dialog, dan narasi yang mencerminkan kondisi psikologis tokoh. Tandai bagian yang berpotensi dianalisis.
-Menentukan Fokus Psikoanalisis
Tentukan pendekatan psikoanalisis mana yang akan digunakan. Apakah Freud dengan id-ego-superego, Jung dengan arketipe, atau Lacan dengan konsep cermin (mirror stage)?
Contoh:
Freud: digunakan untuk menganalisis dorongan seksual dan agresivitas tokoh
Jung: cocok untuk tokoh dengan simbol dan mimpi
-Mengidentifikasi Tokoh dan Latar Psikologisnya
Analisis siapa tokoh utama, apa latar belakang emosional dan psikologisnya. Lihat trauma masa kecil, relasi dengan orang tua, konflik batin, dan obsesi tersembunyi.
-Mengaitkan Peristiwa Cerita dengan Gejala Psikologis
Setiap tindakan tokoh harus dihubungkan dengan konsep psikoanalitik. Misalnya, tokoh yang sering bermimpi buruk bisa dikaitkan dengan kecemasan tidak sadar.
Contoh:
Ketakutan tokoh terhadap air = trauma masa kecil
Tokoh yang suka menyendiri = mekanisme pertahanan diri
-Menggali Simbol, Mimpi, dan Imaji
Simbol-simbol tertentu bisa menjadi representasi ketidaksadaran. Misalnya, air bisa berarti kelahiran kembali, api bisa melambangkan kemarahan atau hasrat seksual.
-Menelaah Konflik Id, Ego, dan Superego
Gunakan konsep Freud untuk membedah konflik internal tokoh. Misalnya, id ingin bersenang-senang, superego menuntut norma, dan ego menjadi penengah yang stres.
Contoh:
Tokoh mencuri karena desakan id, lalu menyesal karena superego.
-Membandingkan dengan Biografi Pengarang (Opsional)
Jika tersedia, bandingkan pengalaman hidup pengarang dengan isi karyanya. Pendekatan ini disebut dengan kritik psiko-biografis. Misalnya, karya Franz Kafka sering merefleksikan hubungannya dengan ayahnya.
-Menyusun Temuan dalam Format Kritik Pendek
Setelah semua unsur dikaji, susun hasil analisis dalam bentuk kritik sastra pendek. Panjangnya bisa 500–700 kata dengan struktur:
-Pendahuluan (judul, pengarang, sinopsis pendek)
-Analisis psikologis tokoh utama
-Simbolisme dan gejala bawah sadar
-Penutup (kesimpulan dan refleksi)
-Memberikan Interpretasi dan Kesimpulan
Tutup dengan penafsiran menyeluruh mengenai makna psikologis karya. Apa pesan bawah sadar yang disampaikan? Apa makna simbol yang paling kuat?
-Contoh Singkat Penerapan Pendekatan Psikoanalisis
*"Perempuan di Titik Nol" oleh Nawal El Saadawi
Tokoh Firdaus mengalami trauma masa kecil akibat kekerasan seksual. Ia menunjukkan represi dan pembangkangan terhadap norma. Konflik antara dorongan id (membebaskan diri) dan tekanan superego (masyarakat patriarkal) menciptakan tragedi dalam hidupnya.
*"Metamorfosis" oleh Franz Kafka
Tokoh Gregor Samsa yang berubah menjadi serangga mencerminkan alienasi, represi, dan ketidakberdayaan terhadap ekspektasi keluarga. Transformasi tubuh adalah simbol dari tekanan psikologis yang menumpuk.
*"The Bell Jar" oleh Sylvia Plath
Tokoh Esther Greenwood mengalami depresi berat, tekanan sosial, dan identitas yang terpecah. Simbol "kubah kaca" merepresentasikan keterasingan dan dunia dalam batin tokoh.
*"A Rose for Emily" oleh William Faulkner
Emily menunjukkan perilaku obsesif, represi seksual, dan ketergantungan emosional pada masa lalu. Ketika ia menyimpan mayat kekasihnya, ini bisa dibaca sebagai simbol trauma dan ketakutan terhadap penolakan.
*"Cerpen Robohnya Surau Kami" oleh A.A. Navis
Tokoh Kakek tua yang taat beragama justru dikritik oleh malaikat karena tidak peduli pada sosial. Ini bisa ditafsirkan sebagai konflik superego (ketaatan) dan id masyarakat (kepedulian sosial).
Pendapat Para Ahli
Menurut Tyson (2006) dalam "Critical Theory Today", pendekatan psikoanalitik memungkinkan pembaca menggali makna tersembunyi dalam teks, terutama yang berasal dari alam bawah sadar tokoh atau penulis.
Freud (1900) dalam karyanya The Interpretation of Dreams, menjelaskan bahwa mimpi dan simbol dalam karya sastra adalah manifestasi dari keinginan terpendam.
Sementara Lacan mengembangkan ide bahwa bahasa adalah representasi dari hasrat yang tidak pernah terpenuhi, sehingga karya sastra adalah bentuk dari ketegangan psikologis yang terus-menerus.
Kesimpulan
Kritik sastra pendek menggunakan pendekatan psikoanalisis merupakan salah satu cara efektif menggali sisi terdalam sebuah karya sastra. Melalui pendekatan ini, pembaca dapat melihat tidak hanya cerita, tapi juga konflik internal, trauma, simbol, dan emosi yang tersembunyi. Dengan menerapkan 10 langkah yang sistematis dan kritis, mahasiswa dapat menyusun kritik sastra yang tajam, reflektif, dan ilmiah.
Baca Juga: Cara Menyusun Rumusan Masalah Skripsi yang Tepat dan Tajam untuk Mahasiswa
Penulis:[Tim Redaksi portaljatim24.com]
Referensi
Freud, S. (1900). The Interpretation of Dreams. Macmillan.
Tyson, L. (2006). Critical Theory Today: A User-Friendly Guide. Routledge.
Jung, C. G. (1964). Man and His Symbols. Dell Publishing.
Lacan, J. (1977). Écrits: A Selection. Norton.
Saadawi, N. (1975). Woman at Point Zero.
Kafka, F. (1915). Metamorphosis.
Plath, S. (1963). The Bell Jar.
Faulkner, W. (1930). A Rose for Emily.
Navis, A. A. (1955). Robohnya Surau Kami.