10 Cara Menulis Esai Argumentatif untuk Mahasiswa Bahasa dan Sastra
Panduan lengkap 10 cara menulis esai argumentatif untuk mahasiswa bahasa dan sastra. Dilengkapi contoh, teknik akademik.
![]() |
(Ilustrasi mahasiswa menulis esai argumentatif dalam studi bahasa dan sastra) |
PortalJatim24.com - Edukasi - Mahasiswa jurusan bahasa dan sastra sering dihadapkan pada tugas menulis esai, khususnya esai argumentatif yang menuntut kemampuan berpikir kritis, analitis, dan penyusunan argumen yang sistematis. Menulis esai argumentatif bukan hanya soal opini pribadi, tetapi bagaimana menyampaikan pandangan berdasarkan bukti, logika, dan gaya bahasa akademik yang meyakinkan.
Menurut Sylvia Chalker dalam bukunya Making Sense: A Guide to Writing, esai argumentatif harus mampu "mengajak pembaca berpikir ulang terhadap isu tertentu dengan landasan bukti yang sahih dan terstruktur". Sementara Prof. Dr. Faruk HT dari Universitas Gadjah Mada menekankan bahwa dalam konteks sastra, esai argumentatif juga harus mencerminkan pemahaman mendalam terhadap teks dan pendekatan teoritis.
Artikel ini akan membahas 10 cara menulis esai argumentatif yang efektif dan aplikatif untuk mahasiswa bahasa dan sastra, lengkap dengan contoh, gaya bahasa.
Apa Itu Esai Argumentatif?
Esai argumentatif adalah jenis esai yang bertujuan meyakinkan pembaca terhadap suatu posisi atau argumen tertentu dengan menyajikan bukti, contoh, dan alasan logis. Dalam studi bahasa dan sastra, esai ini sering digunakan untuk menganalisis karya sastra dengan pendekatan tertentu atau untuk membahas isu linguistik secara kritis. Esai argumentatif berbeda dari esai deskriptif atau naratif karena fokus utamanya adalah argumen yang dibangun secara rasional dan sistematis.
10 Cara Menulis Esai Argumentatif untuk Mahasiswa Bahasa dan Sastra
Tentukan Topik yang Relevan dan Menarik
Pilih topik yang aktual, relevan dengan disiplin ilmu bahasa dan sastra, dan memiliki dua sisi argumen yang dapat diperdebatkan. Topik yang baik akan memudahkan pembaca untuk terlibat dan tertarik terhadap gagasan yang kamu sajikan.
Contoh: "Apakah pendekatan feminis relevan diterapkan pada novel Indonesia modern?" Topik ini membuka ruang argumen dan relevan dengan isu sastra kontemporer.
Rancang Tesis yang Jelas dan Tegas
Tesis merupakan inti dari seluruh esai. Kalimat ini harus menyatakan posisi kamu secara langsung dan menjadi benang merah dalam tiap paragraf. Tesis yang kuat akan membuat argumenmu lebih fokus dan mudah diikuti pembaca.
Contoh: "Novel-novel karya Ayu Utami mencerminkan perlawanan terhadap sistem patriarki melalui narasi tubuh perempuan."
Gunakan Sumber Akademik dan Kutipan yang Sahih
Sertakan teori dari tokoh terkemuka, jurnal ilmiah, atau referensi kredibel lainnya. Ini akan memperkuat otoritas dan kredibilitas argumen yang kamu bangun. Hindari menggunakan sumber dari blog pribadi atau konten tidak akademik.
Contoh kutipan: "Menurut Julia Kristeva, bahasa perempuan kerap hadir dalam bentuk naratif yang puitik dan fragmentatif."
Bangun Paragraf Argumentatif yang Terstruktur
Gunakan format PEEL (Point – Evidence – Explanation – Link). Paragraf argumentatif sebaiknya memuat satu gagasan utama yang dijelaskan dan dibuktikan, lalu dikaitkan kembali dengan tesis utama.
Contoh:
Point: Tokoh Saman dalam novel Saman mencerminkan bentuk perlawanan sosial.
Evidence: Dalam dialog bab III, Saman menyatakan... (kutipan)
Explanation: Ini menunjukkan kritik terhadap dominasi agama...
Link: Dengan demikian, tokoh Saman menjadi alat naratif untuk membongkar struktur sosial.
Buat Transisi Antar Paragraf yang Koheren
Transisi yang baik menjaga alur bacaan tetap lancar. Gunakan ungkapan seperti "sebaliknya", "selanjutnya", "dengan demikian" untuk menjembatani antar argumen. Transisi yang lemah membuat esai terasa terputus-putus.
Masukkan Kontra-Argumen Secara Objektif
Tunjukkan bahwa kamu memahami pandangan yang berbeda, kemudian tunjukkan kelemahan argumen tersebut. Ini akan memperkuat posisi kamu dan menunjukkan sikap kritis yang matang.
Contoh: "Sebagian kritik menyatakan novel Larung terlalu simbolik, namun justru gaya simboliknya membuka ruang interpretasi yang lebih luas."
Perkuat Kesimpulan dengan Implikasi Akademik
Kesimpulan harus lebih dari sekadar mengulang tesis. Gunakan untuk memperluas perspektif, mengaitkan kembali dengan teori, dan menyarankan arah penelitian lanjutan atau implikasi sosial dari topik.
Perhatikan Gaya Bahasa Ilmiah yang Menarik
Tulis dengan gaya ilmiah yang komunikatif. Gunakan kalimat aktif, hindari jargon berlebihan, dan sesuaikan tingkat kompleksitas dengan audiens mahasiswa. Tujuannya agar tulisan tetap mudah dipahami namun tetap akademis.
Contoh: "Pengarang menyisipkan kritik sosial secara halus melalui simbolisasi karakter."
Edit dan Revisi dengan Fokus Logika Argumen
Langkah revisi adalah bagian penting dari menulis. Fokuskan perhatian pada kohesi logis antar paragraf, kejelasan kalimat, serta akurasi data dan kutipan. Bisa juga dibantu dengan membaca keras-keras untuk melihat kejelasan logika.
Gunakan Format dan Kutipan Akademik (APA/MLA)
Gunakan standar kutipan sesuai panduan kampus atau jurnal ilmiah. Kesalahan dalam kutipan dapat dianggap sebagai plagiarisme, sehingga penting untuk disiplin dalam mencantumkan sumber.
Contoh Esai Argumentatif Mahasiswa Bahasa dan Sastra
Topik: Relevansi Sastra Feminis dalam Kurikulum Perguruan Tinggi
Sastra feminis telah menjadi bagian penting dalam perkembangan kajian sastra kontemporer. Namun, banyak institusi pendidikan tinggi di Indonesia yang belum memasukkan kajian ini secara menyeluruh dalam kurikulum sastra. Menurut penulis, kajian feminis tidak hanya memberikan sudut pandang baru terhadap teks, tetapi juga mendukung pemahaman akan ketidaksetaraan gender yang masih terjadi di masyarakat.
Sebagai contoh, karya Ayu Utami dan Djenar Maesa Ayu menawarkan narasi tubuh dan identitas yang menantang konstruksi patriarkis. Tanpa pemahaman sastra feminis, mahasiswa bisa melewatkan kritik sosial yang terkandung dalam teks. Dengan demikian, pendekatan ini seharusnya mendapat tempat yang proporsional dalam kurikulum.
Topik: Apakah Bahasa Gaul Mengganggu Keutuhan Bahasa Indonesia?
Bahasa gaul atau slang sering kali dianggap sebagai ancaman terhadap keutuhan bahasa Indonesia. Namun, pandangan ini perlu ditinjau ulang. Bahasa bersifat dinamis dan selalu berkembang sesuai konteks sosial penggunanya. Bahasa gaul mencerminkan kreativitas linguistik generasi muda, bukan sekadar penyimpangan.
Dalam kajian sosiolinguistik, variasi bahasa seperti slang justru memperkaya kosakata dan menunjukkan keberagaman identitas sosial. Maka, daripada menganggapnya sebagai bentuk degradasi bahasa, lebih bijak jika bahasa gaul dilihat sebagai bagian dari ekosistem bahasa Indonesia yang adaptif.
Menurut Ahli
Prof. Faruk HT menyatakan bahwa "esai yang baik dalam studi sastra bukan hanya menyampaikan pendapat, tapi juga menyusun kerangka teori dan argumentasi yang kohesif."
Gerald Graff dan Cathy Birkenstein dalam They Say / I Say menekankan pentingnya menulis dalam struktur percakapan akademik: menyatakan apa kata orang lain dan apa yang menjadi posisi kita.
Kesalahan Umum Mahasiswa Saat Menulis Esai Argumentatif
1. Menyampaikan opini tanpa dasar teori atau sumber valid
2. Menggunakan kutipan tanpa mencantumkan sumber
3. Tidak fokus pada tesis utama sehingga argumen melebar
4. Terlalu naratif tanpa penguatan logis dan akademik
5. Menghindari kontra-argumen sehingga terkesan subjektif
Kesimpulan
Menulis esai argumentatif untuk mahasiswa bahasa dan sastra membutuhkan strategi yang sistematis dan kritis. Dengan menentukan topik relevan, membangun argumen kuat, serta memperhatikan gaya bahasa dan struktur akademik, esai akan menjadi karya ilmiah yang kuat dan bernilai tinggi. Gunakan 10 cara di atas sebagai panduan praktis dalam menyusun esai argumentatif yang berkualitas.
Baca Juga: 10 Tips Membedakan Alur Linear dan Non-Linear dalam Teks Sastra Postmodern untuk Mahasiswa
Publisher/Penulis:[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]
Referensi:
Faruk HT. Pengantar Ilmu Sastra. Pustaka Pelajar, 2010.
Chalker, Sylvia. Making Sense: A Guide to Writing. Oxford, 2002.
Graff, Gerald, Birkenstein, Cathy. They Say / I Say. Norton, 2018.