4 Macam Gaya Bahasa Lengkap dengan Contoh untuk Mahasiswa Bahasa dan Sastra
![]() |
(Ilustrasi gaya bahasa untuk mahasiswa sastra, semi kartun 3D tanpa teks, format landscape) |
Baca Juga: 10 Tips Membuat Media Ajar Interaktif untuk Belajar Grammar Lengkap untuk Guru Bahasa
Apa Itu Gaya Bahasa?
Gaya bahasa adalah cara penulis atau pembicara menyampaikan pesan melalui pilihan kata, struktur kalimat, dan teknik bahasa. Gaya bahasa mencerminkan kepribadian penulis, tujuan komunikasi, dan konteks penggunaannya. Dalam karya sastra, gaya bahasa digunakan untuk membangun suasana, menghidupkan tokoh, dan menyampaikan makna lebih dalam.
Perbedaan Gaya Bahasa dan Majas
Tujuan: Membantu mahasiswa memahami perbedaan terminologi yang sering disamakan.
Penjelasan:
Gaya bahasa adalah keseluruhan cara penggunaan bahasa oleh penulis atau pembicara, baik yang literal maupun kiasan. Ini mencakup diksi, struktur kalimat, ritme, dan figurasi.
Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang bersifat kiasan dan sering digunakan dalam sastra untuk menyampaikan makna secara tidak langsung.
Contoh:
-Kalimat literal gaya bahasa: "Ia berlari cepat menyeberangi lapangan."
-Kalimat majas: "Ia terbang melintasi lapangan seperti angin."
4 Macam Gaya Bahasa Lengkap dengan Contoh
✔Gaya Bahasa Perbandingan
Gaya bahasa perbandingan digunakan untuk menyamakan dua hal yang berbeda agar pembaca mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam melalui analogi atau kiasan.
Subjenis:
-Metafora: Menyamakan dua hal secara langsung tanpa kata penghubung.
-Simile: Perbandingan dengan kata penghubung seperti "seperti", "bagai", "laksana".
-Personifikasi: Memberi sifat manusia kepada benda mati atau konsep abstrak.
Fungsi dalam sastra: Memperkuat imaji, memperindah narasi, dan membangkitkan emosi pembaca.
Contoh:
-Metafora: "Ia adalah mentari dalam hidupku" (menggambarkan bahwa orang tersebut membawa cahaya dan harapan).
-Simile: "Ia berlari secepat kilat" (menekankan kecepatan ekstrem).
-Personifikasi: "Pohon itu menari diterpa angin" (pohon digambarkan seperti manusia yang menari).
✔Gaya Bahasa Pertentangan
Gaya bahasa ini digunakan untuk menyampaikan makna melalui kontradiksi, baik antara dua gagasan maupun pernyataan yang bertolak belakang.
Subjenis:
-Paradoks: Pernyataan yang bertentangan tapi mengandung kebenaran.
-Antitesis: Menggabungkan dua kata atau gagasan yang saling bertentangan dalam satu kalimat.
-Ironi: Mengatakan sesuatu tetapi yang dimaksudkan justru kebalikannya.
Fungsi dalam teks: Mengundang perhatian, memberikan efek kejutan, dan memperkuat kritik sosial atau moral.
Contoh:
-Paradoks: "Aku merasa kesepian dalam keramaian" (menggambarkan kesendirian emosional di tengah kerumunan).
-Antitesis: "Hidup ini penuh tawa dan air mata" (menunjukkan kontras emosi dalam hidup).
-Ironi: "Kamu benar-benar pintar, sampai semua jawabanmu salah" (sindiran halus dengan makna bertolak belakang)
✔Gaya Bahasa Sindiran
Gaya bahasa ini digunakan untuk menyampaikan kritik secara halus maupun tajam, sering kali dengan tujuan untuk menyindir perilaku yang menyimpang atau tidak sesuai harapan.
Subjenis:
Sarkasme: Sindiran tajam, kadang disertai unsur kasar atau menyakitkan.
Sinisme: Sindiran dengan nada skeptis atau meremehkan.
Ironi: Termasuk dalam gaya sindiran jika konteksnya menyindir secara halus.
Fungsi: Digunakan dalam karya kritik sosial, satir, atau untuk menggugah kesadaran.
Contoh:
-Sarkasme: "Kamu memang pahlawan, duduk saja ketika semua orang bekerja."
-Sinisme: "Politikus itu jujur? Ah, cerita lama yang tidak pernah benar."
-Ironi: "Kamu datang tepat waktu, seperti biasa - satu jam setelah acara dimulai."
✔Gaya Bahasa Penegasan
Gaya ini digunakan untuk menguatkan pernyataan, menegaskan ide utama, atau memberikan penekanan agar gagasan lebih mudah diterima dan diingat.
Subjenis:
Repetisi: Pengulangan kata atau frasa untuk penegasan.
Pleonasme: Penggunaan kata berlebih untuk memperjelas.
Klimaks: Menyusun ide atau kata dari tingkat rendah ke tinggi.
Fungsi: Cocok dalam teks pidato, puisi, atau narasi dramatis yang memerlukan daya persuasi.
Contoh:
-Repetisi: "Kita harus berjuang, kita harus belajar, kita harus menang."
-Pleonasme: "Turun ke bawah, naik ke atas" (meski berlebih, digunakan untuk mempertegas arah).
-Klimaks: "Anak itu belajar, kemudian bekerja, dan akhirnya sukses membanggakan keluarganya."
FAQ – Pertanyaan Umum Mahasiswa tentang Gaya Bahasa
Apa bedanya gaya bahasa dan majas?
Gaya bahasa adalah keseluruhan teknik berbahasa, sedangkan majas adalah gaya bahasa yang bersifat kiasan.
Apakah gaya bahasa hanya dipakai dalam sastra?
Tidak. Gaya bahasa digunakan dalam pidato, iklan, jurnalistik, dan penulisan akademik.
Apakah gaya bahasa boleh digunakan dalam esai ilmiah?
Boleh, selama sesuai konteks dan tidak mengaburkan makna.
Apa contoh penggunaan gaya bahasa dalam iklan?
Misalnya: "Kulitmu sehalus sutra." (metafora)
Menurut Ahli
Menurut Gorys Keraf dalam buku Diksi dan Gaya Bahasa, gaya bahasa merupakan bagian dari retorika yang menentukan keberhasilan komunikasi secara estetis. Dalam konteks akademik, gaya bahasa menjadi penting untuk memperkuat argumen dan menyampaikan gagasan secara efektif.
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, dalam berbagai kuliahnya, juga menyatakan bahwa gaya bahasa bukan sekadar hiasan, melainkan sarana untuk menciptakan kedalaman makna dan daya pikat dalam tulisan.
Kesimpulan
Memahami dan menguasai berbagai macam gaya bahasa, seperti perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan, akan membantu mahasiswa dalam menganalisis teks sastra serta menghasilkan tulisan yang lebih ekspresif dan komunikatif. Dengan mengetahui perbedaan antara gaya bahasa dan majas, serta menjawab pertanyaan umum mahasiswa, artikel ini diharapkan menjadi panduan yang praktis dan inspiratif.
Baca Juga: 10 Cara Menulis Esai Argumentatif untuk Mahasiswa Bahasa dan Sastra
Publisher/Penulis:[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]
Referensi:
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Gramedia, 2010.
Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Angkasa, 2002.
Damono, Sapardi Djoko. Sastra dan Pendidikan. Pustaka Jaya, 1999.