KPK Selidiki Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Dugaan Mark Up dan Sorotan Publik, Pihak Terkait Diminta Kooperatif
![]() |
| (Ilustrasi Juru bicara KPK beri keterangan penyelidikan dugaan korupsi proyek kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung) |
“Tim penyelidik melakukan permintaan keterangan dengan mengundang sejumlah pihak, tentunya pihak-pihak yang diduga mengetahui konstruksi perkara ini,” ujar Budi kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (31/10/2025).
Ia menegaskan, penyelidikan yang dilakukan KPK saat ini masih berada di tahap awal, sehingga rincian pihak-pihak yang telah dimintai keterangan belum bisa disampaikan kepada publik. Proses tersebut bersifat tertutup, sebagaimana lazimnya tahap penyelidikan di KPK.
Baca Berita Lainnya: Majelis Hakim Tipikor Vonis Empat Tahun Penjara Kepada 9 Bos Perusahaan Swasta Kasus Korupsi Impor Gula Kemendag.
Pihak yang Dipanggil Diminta Kooperatif
Budi menuturkan, sejauh ini para pihak yang telah dipanggil bersikap kooperatif dengan memenuhi undangan penyelidik dan memberikan keterangan yang dibutuhkan.
“Sejauh ini pihak-pihak yang sudah diundang dan dimintai keterangan kooperatif. Ini menjadi langkah positif dalam penyelidikan perkara ini,” katanya.
KPK, lanjut Budi, mengimbau kepada semua pihak yang dipanggil agar bersikap terbuka dan membantu mempercepat proses hukum dengan memberikan data, informasi, serta dokumen yang relevan.
“Kami mengimbau kepada siapa saja pihak-pihak yang diundang dan dimintai keterangan terkait dengan perkara KCIC ini agar kooperatif dan menyampaikan informasi, data, serta keterangan yang dibutuhkan,” tambahnya.
Dugaan Mark Up dan Sorotan Publik
Penyelidikan KPK ini berawal dari dugaan penggelembungan anggaran (mark up) dalam proyek strategis nasional tersebut.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Mahfud MD) sebelumnya secara terbuka mengungkap adanya ketidakwajaran biaya pembangunan per kilometer jalur kereta cepat Whoosh.
Menurut Mahfud, biaya per kilometer proyek di Indonesia mencapai sekitar 52 juta dolar AS, sementara di China hanya sekitar 17-18 juta dolar AS.
“Naik tiga kali lipat, ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini,” ujar Mahfud melalui kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025.
Pernyataan Mahfud tersebut kemudian menjadi perhatian publik dan turut mendorong KPK untuk menelusuri dugaan penyimpangan dalam proyek yang menelan biaya besar ini.
Proses Penyelidikan Dimulai Awal 2025
KPK menyebut, penyelidikan perkara ini telah dimulai sejak awal tahun 2025.
Hingga saat ini, belum ada informasi rinci mengenai siapa saja pihak yang sudah dimintai keterangan maupun hasil dari pengumpulan data awal.
Pelaksana Tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menegaskan bahwa proses tersebut dilakukan secara hati-hati dan tertutup sesuai dengan standar prosedur hukum yang berlaku.
“Saat ini sudah pada tahap penyelidikan,” ujar Asep saat dikonfirmasi wartawan, Senin (27/10/2025).
Ia menambahkan bahwa KPK terus menelusuri dan mengumpulkan berbagai keterangan serta data tambahan untuk memperkuat konstruksi perkara.
KPK Terbuka Terhadap Informasi Publik
Menanggapi pernyataan Mahfud MD, Budi Prasetyo menegaskan bahwa KPK terbuka terhadap informasi dari siapa pun, termasuk masyarakat, akademisi, maupun tokoh publik yang memiliki data relevan.
“KPK sangat terbuka kepada pihak siapa pun yang memiliki informasi, data, atau keterangan terkait perkara ini. Silakan menyampaikannya kepada KPK,” ucap Budi.
Ia menekankan bahwa kerja sama publik merupakan kunci penting dalam proses pengungkapan kasus korupsi berskala besar seperti proyek kereta cepat Whoosh.
Proyek Strategis Nasional yang Jadi Sorotan
Sebagai informasi, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCIC) atau Whoosh merupakan proyek strategis nasional yang dimulai sejak tahun 2015 melalui pembentukan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Proyek ini kemudian ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Proyek Strategis Nasional.
Whoosh resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023 dan menjadi kereta cepat pertama di Indonesia sekaligus Asia Tenggara.
Namun, sejak awal pembangunannya, proyek ini kerap menjadi sorotan karena membengkaknya biaya konstruksi, keterlambatan pengerjaan, dan dugaan adanya ketidakefisienan pengelolaan anggaran.
KPK Pastikan Penanganan Berjalan Progresif
KPK menegaskan bahwa penyelidikan kasus dugaan korupsi proyek kereta cepat Whoosh akan dilakukan secara progresif, transparan, dan profesional.
Budi menyebut, penyidik akan terus memanggil pihak-pihak yang dianggap mengetahui detail proyek, guna memastikan penanganan kasus ini berjalan sesuai koridor hukum.
“Kami pastikan bahwa penyelidikan perkara KCIC ini masih terus berprogres. Tim terus melakukan penelusuran dan pengumpulan keterangan terhadap pihak-pihak yang diduga mengetahui perkara ini,” tutur Budi.
KPK berharap seluruh pihak mendukung proses hukum ini agar pengungkapan kasus dugaan korupsi dalam proyek strategis nasional tersebut dapat segera terwujud.
Publisher/Red:
[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]
