Pleno PBNU Sepakati KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketua Umum, Muktamar Dijadwalkan Sebelum Idul Adha.

Pleno PBNU resmi menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketua Umum dan menjadwalkan Muktamar ke-35 sebelum Idul Adha untuk memastikan konsolidasi.

(Foto bersama pasca Rapat Pleno PBNU di Hotel Sultan Jakarta. Dok: Ist)
PortalJatim24.com - Berita Terkini - Rapat pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, pada Selasa malam, 9 Desember 2025, secara resmi menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Rais Syuriyah PBNU Prof Muhammad Nuh, selaku pimpinan rapat.

“Penjabat Ketua Umum PBNU untuk sisa masa bakti ditetapkan kepada KH Zulfa Mustofa. Beliau akan memimpin sebagai pejabat ketua umum dan melaksanakan seluruh tugas sampai muktamar digelar,” ujar Prof M Nuh dalam konferensi pers seusai rapat pleno.

Penunjukan ini sekaligus menempatkan KH Zulfa sebagai pengganti sementara KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) hingga pelaksanaan Muktamar ke-35.

Baca Berita Lainnya: Forum Kyai Sepuh dan Mustasyar NU: Soroti Pemakzulan Gus Yahya dan Minta Pemerintah Maksimalkan Penanganan Bencana

Agenda Pleno: Penetapan Pj Ketum hingga Paparan Syuriyah

Rapat pleno dibuka dengan pembacaan doa pada pukul 20.00 WIB, dilanjutkan dengan aksi simbolik penyerahan bantuan untuk warga terdampak bencana di Sumatera. Agenda utama pleno meliputi:

- Penyampaian hasil Rapat Harian Syuriyah PBNU

- Penetapan Penjabat Ketua Umum PBNU

Agenda tersebut tercantum dalam surat resmi PBNU bernomor 4799/PB.02/A.I.01.01/99/12/2025, ditandatangani Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Katib Syuriyah PBNU Ahmad Tajul Mafakhir.

Pleno berlangsung tertutup dan dihadiri tokoh-tokoh strategis PBNU, antara lain:

- Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar

- Wakil Rais Aam KH Anwar Iskandar dan KH Afifuddin Muhajir

- Mensos sekaligus Sekjen PBNU, Gus Ipul

- Ketua Umum Dewan Pembina Muslimat, Khofifah Indar Parawansa

- Menteri Agama Nasaruddin Umar

- Pengurus lintas lembaga, Mustasyar, dan perwakilan keluarga besar N

- Kehadiran tokoh-tokoh senior ini dinilai memperkuat legitimasi pleno.

KH. Zulfa Mustofa: Ingin Jadi Solusi, Bukan Bagian dari Konflik

Dalam sambutannya, KH Zulfa Mustofa menyatakan tekad untuk menjalankan amanah organisasi dengan penuh integritas dan keikhlasan.

“Saya berharap dengan ditunjuknya saya dalam forum pleno ini sebagai Pejabat Ketua Umum, ketidakpastian itu selesai,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ingin menjadi bagian dari konflik masa lalu.

“Saya tidak mau menjadi bagian konflik masa lalu. Saya ingin menjadi solusi jam'iyyah ini di masa depan. Saya mengajak pengurus NU, mari kita bersatu kembali di rumah besar ini,” tegasnya

Zulfa juga memberikan penghormatan kepada para ulama yang hadir, khususnya para pimpinan tertinggi Syuriyah PBNU yang ia sebut sebagai “Tri Tunggal”.

Baca Juga: Kiai Said Aqil Usulkan Konsesi Tambang PBNU Dikembalikan Ke Negara, Kiai Sepuh Panggil Gus Yahya ke Tebuireng

Ajak PBNU Bersatu dan Tegaskan Khidmah Organisasi

Dalam konferensi pers, Zulfa menekankan bahwa seluruh pihak yang hadir mencerminkan tekad kuat untuk bersatu.

“Hadir semua tokoh-tokoh besar. Rais Aam lengkap ditemani dua Wakil Rais Aam. Ini menunjukkan kami semua benar-benar bertekad untuk bersatu dan melanjutkan khidmah jam’iyyah di abad keduanya,” ujarnya.

Ia juga menyebut kehadiran putri pendiri Nahdlatul Ulama dan para delegasi PWNU se-Indonesia sebagai simbol konsolidasi yang solid

Sebagai Pj Ketum, Zulfa berjanji menjalankan amanah dengan memegang nilai keadaban santri.

“Saya akan menjalankan amanah ini seadil-adilnya, sebersih-bersihnya, seikhlas-ikhlasnya, dan sesantun-santunnya menjaga keadaban sebagai santri. Saya bukan siapa-siapa, saya santri Rais Aam dan santri Syuriyah PBNU,” ungkapnya.

Rencana Acara Besar PBNU di GBK pada 31 Januari 2026

Salah satu poin rekomendasi yang muncul dalam pleno adalah rencana penyelenggaraan acara akbar PBNU di Gelora Bung Karno (GBK) pada 31 Januari 2026. Usulan ini disampaikan oleh Khofifah Indar Parawansa dan disetujui sebagai simbol pemulihan dan normalisasi PBNU.

“Insyaallah pada 31 Januari nanti kita akan menggelar acara besar di GBK. Ini menunjukkan bahwa Nahdlatul Ulama sudah kembali pulih dan normal,” kata Zulfa.

Gus Yahya: Rapat Pleno Tidak Sesuai Ketentuan Organisasi

Di sisi lain, Ketua Umum PBNU sebelumnya, KH Yahya Cholil Staquf, menyatakan bahwa rapat yang digelar Syuriyah PBNU tersebut tidak dapat disebut pleno secara organisasi.

“Ini sendiri secara aturan tidak bisa disebut pleno,” kata Gus Yahya.

Menurutnya, syarat rapat pleno harus memenuhi unsur undangan bersama antara Syuriyah dan Tanfidziyah. Ia juga menilai terdapat pihak-pihak yang melakukan manuver berkepentingan.

“Ada yang punya kepentingan lalu membuat manuver. Itu biasa,” ujarnya.

Meski demikian, pleno tetap berjalan dan menghasilkan penetapan KH Zulfa Mustofa sebagai Penjabat Ketua Umum PBNU.

Baca Juga: Kompak Tujuh Banom NU Keluarkan Pernyataan Sikap Resmi Bersama Terkait Dinamika Internal PBNU

Rais Aam Apresiasi Pengabdian Gus Yahya

Di tengah dinamika organisasi, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menyampaikan apresiasi atas pengabdian Gus Yahya selama empat tahun memimpin PBNU.

“Terima kasih kepada KH Yahya Cholil Staquf yang sudah menuangkan pemikiran selama empat tahun. Kita masih saudara. Mudah-mudahan ada perbaikan untuk muktamar yang akan datang,” ucapnya.

Muktamar Ke-35 Akan Kembali ke Siklus Asal

Prof M Nuh menyampaikan bahwa Muktamar ke-35 akan dilaksanakan sesuai siklus normal, bukan dipercepat, mengingat Muktamar ke-34 di Lampung sempat mundur satu tahun dari jadwal seharusnya.

“Sebelum Hari Raya Haji sudah dilakukan Muktamar ke-35,” jelasnya.

Publisher/Red:

[Tim Redaksi portaljatim24.com (AZAA/KK)]