Fakta Multitasking Media Bisa Menurunkan Kognisi Gen Z Menurut Studi Nasional

Multitasking media bisa menurunkan kognisi Gen Z, menurut studi nasional terbaru. Simak penjelasan ahli, solusi praktis, dan strategi.

(Ilustrasi Gen Z multitasking media digital menurunkan fokus dan kognisi)

PortalJatim24.com - Fakta - Di era digital yang serba cepat, multitasking menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup Gen Z. Dari mendengarkan musik sambil belajar, hingga scrolling media sosial saat menonton film — semua dilakukan secara bersamaan. Namun, tahukah kamu bahwa kebiasaan multitasking media ini justru bisa menurunkan kemampuan kognitif? Berbagai studi, termasuk riset nasional terbaru di Indonesia, menunjukkan bahwa multitasking digital berdampak negatif pada konsentrasi, daya ingat, hingga kemampuan mengambil keputusan. Artikel ini mengupas tuntas fakta-fakta ilmiah di balik fenomena tersebut, lengkap dengan penjelasan para ahli dan solusi praktis untuk menjaga kesehatan otak di tengah derasnya arus digital.

Apa Itu Multitasking Media?

Multitasking media adalah aktivitas menggunakan dua atau lebih media digital secara bersamaan, seperti menonton YouTube sambil chatting atau membaca berita sambil mendengarkan musik. Menurut American Psychological Association (APA), multitasking bukan hanya soal membagi perhatian, tapi juga kemampuan otak dalam berpindah fokus secara cepat dari satu tugas ke tugas lain.

Baca Juga: Fakta 50 Persen Gen Z Mengalami Gangguan Tidur karena Stres Digital

Fakta dari Studi Nasional Mengenai Gen Z dan Multitasking Media

Sebuah studi nasional yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Psikologi Universitas Indonesia (2024) menemukan bahwa:

73% responden Gen Z mengaku sering melakukan multitasking media setiap hari.

61% dari mereka memiliki skor kognisi yang lebih rendah dibandingkan mereka yang menggunakan media secara satu per satu.

54% mengaku merasa lebih cepat lelah secara mental saat melakukan multitasking digital.

Mengapa Multitasking Media Menurunkan Kognisi?

Beban Kognitif Berlebih

Otak manusia sebenarnya tidak didesain untuk melakukan dua tugas yang membutuhkan konsentrasi secara bersamaan. Multitasking meningkatkan "cognitive load" yang menyebabkan otak bekerja lebih keras dan cepat lelah.

Pengalihan Fokus yang Konstan

Setiap kali berpindah dari satu media ke media lain, otak membutuhkan waktu untuk reorientasi. Proses ini disebut "switch cost" dan dapat menurunkan efisiensi berpikir.

Penurunan Memori Jangka Pendek

Multitasking digital terbukti menurunkan fungsi memori kerja (working memory), yaitu memori jangka pendek yang dibutuhkan untuk menyimpan dan mengolah informasi.

Mengganggu Proses Belajar

Menurut Dr. Evi Irwanti, neuropsikolog Indonesia, multitasking saat belajar mengurangi daya tangkap dan pemahaman materi hingga 40%.

Pendapat Ahli Internasional dan Nasional

Ahli Internasional

Dr. Clifford Nass dari Stanford University menyatakan bahwa multitasker kronis menunjukkan penurunan kemampuan menyaring informasi relevan dan rentan terdistraksi.

Ahli Nasional

Dr. Aulia Iskandarsyah (Psikolog UI) menyebutkan bahwa "multitasking digital menyebabkan kelelahan mental yang sering tidak disadari, dan dalam jangka panjang bisa menurunkan fungsi eksekutif otak."

Dampak Jangka Panjang Multitasking Media pada Gen Z

-Penurunan kemampuan konsentrasi

-Meningktnya risiko kecemasan dan depresi ringan

-Sulit mengambil keputusan secara rasional

-Produktivitas akademik menurun

-Mengganggu kualitas tidur

Solusi dan Strategi Mengurangi Dampak Negatif Multitasking Media

Latih Fokus dengan Teknik Pomodoro

Gunakan metode 25 menit kerja – 5 menit istirahat untuk melatih konsentrasi.

Gunakan Satu Layar untuk Satu Aktivitas

Hindari membuka banyak tab atau aplikasi saat mengerjakan tugas penting.

Terapkan Digital Mindfulness

Sadari setiap aktivitas digital yang dilakukan. Prioritaskan kualitas, bukan kuantitas interaksi.

Jadwalkan "Digital Detox" Harian

Sisihkan waktu 30–60 menit setiap hari tanpa gadget untuk mengistirahatkan otak.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

Apakah multitasking media selalu buruk?

Tidak selalu, tergantung jenis aktivitas. Namun, multitasking yang melibatkan tugas kompleks (belajar dan chatting, misalnya) terbukti menurunkan kinerja otak.

Bagaimana cara mengetahui apakah saya terkena dampak multitasking media?

Jika kamu sering merasa sulit fokus, cepat lelah saat belajar, dan kesulitan menyelesaikan tugas, bisa jadi itu dampaknya.

Apakah ada aplikasi yang bisa membantu mengurangi multitasking?

Ya, seperti Forest, Focus To-Do, dan Cold Turkey yang membantu membatasi distraksi digital.

Penutup:

Saatnya Gen Z Lebih Sadar dalam Mengelola Interaksi Digital

Multitasking media adalah bagian dari gaya hidup Gen Z, tapi tanpa pengelolaan yang baik, bisa menurunkan kemampuan berpikir dan produktivitas. Melalui kesadaran digital, manajemen waktu, dan strategi pengendalian diri, generasi muda dapat menjaga kognisi mereka tetap optimal di tengah derasnya arus informasi.

*(Penulis/Publisher (AZAA)